Oke, setelah melalui sepertiga bulan Mei ini
dengan jadwal padat merayap padahal sudah nggak musim si Komo lewat, akhirnya
dapat jatah istirahat juga di rumah hari Jumat (#HeyItRhymes). Sudah ngebayangin hari ini beneran mau
leyeh-leyeh dan mikirin hal yang lebih penting dibandingkan “Kenapa Arya Wiguna
gampang banget jadi seleb, Tuhan?”; bikin teori konspirasi dibalik skandal “Sapi
Perah”; atau menganalisa kemungkinan Moyes bisa sukses di tahun pertama
nanganin MU, yaitu… mikirin siapa yang hari ini bakal di-stalking. (Please, jangan tanya stalking siapa, percayalah
ini untuk dunia yang lebih baik). Tsahhhh.
Dan entah mimpi apa aku semalam, sehingga
memetwit datang terlambat (Oh, mungkin dia lupa pakai alat kontrasepsi karena
nggak ada yang ngingetin semenjak admin akun Durex dipecat) – dalam bentuk mention
dari @momo_DM di sini wp.me/p1nd5x-FS
(mendadak nginget-nginget lagi
alasan dulu follow mamas satu ini) (˘̩̩̩.˘̩ƪ)
Singkat kata,
mamas kita bersama ini diberi amanah memilih lima orang super kece untuk menjawab sejumlah
pertanyaan (10 pertanyaan wajib dan 5 pertanyaan bonus. Entahlah bonusnya apaan, semoga tiket pp ke Lombok. Aamiin-in aja).
Dan demi kasus Eyang Subur yang nggak kelar-kelar, aku dipercaya menjadi salah
satu penjawab dengan alasan (jreng-jreng) “biar
blognya si Aunty kita bersama ini terupdate” (padahal sih karena emang aku termasuk kriteria orang super kece). Oh well… Jumat memang harus
diselamatkan.
So, Mas Mo…
melalui prosesi yang sangat panjang dan membutuhkan perenungan berjam-jam,
inilah jawabanku. *turun dari kahyangan*
PERTANYAAN WAJIB
1.
Nambah atau ngurangin timbunan buku?
Ini pertanyaannya nggak bisa diganti “nambah
buku (nikah) atau ngurangin timbunan lemak?” nih??? Dua-duanya
lah. Hidup itu kan harus seimbang. Terus-terusan hirup napas juga nggak baik,
kan?
2.
Pinjam atau beli buku?
Beli dong. Minimal usaha cari link
download-an. Jangan kayak orang susah deh, ya. *korek-korek celengen semar*
3.
Baca buku atau nonton film?
Apa aja asal sama kamu. Bahkan kalau kamu
maunya nonton buku sambil baca film, asal bisa ndusel-nduselan aku rela.
*dirajam FPI*
4.
Beli buku online atau offline?
Sorry,
kalau nggak terpaksa aku nggak akan beli kucing dalam karung. Cukup pacaran aja yang online. *hestek LDRunite*
5.
Buku bajakan atau ori?
Jelas
buku (yang bikin) or(g)i, dong. Maksudnya Brain Orgasm. Hih, piktor deh!
6.
Gratisan atau diskonan?
Gratisan. Supaya duit aku bisa
termanfaatkan buat hal lain yang lebih berguna. Mewujudkan dunia yang lebih
baik, misalnya. *dadah-dadah ala miss universe*
7.
Beli pre-order atau
menanti dengan sabar?
Kesabaranku
sudah dialokasikan buat nunggu ZMA ngelegalin aku sih, Mas. Tapi kalau sabar dalam
damai bisa nambah amalan ibadah, ya aku mau-mau aja. Hu’um.
8.
Buku asing (terjemahan) atau lokal?
Dua-duanya lah. Kalau mau nambah ilmu itu
jangan milih-milih. Jangan ngarep sumber pengetahuan yang menyesuaikan diri
dengan kita, tapi kitaah yang harus menyesuaikan diri demi meraih pengetahuan sebanyak-banyaknya.
*brb les bahasa alay*
9.
Pembatas buku penting atau biasa saja?
Penting. Semua itu harus ada batasan, Mas.
Termasuk memiliki batas sampai kapan mau terus ngarepin balikan sama mantan.
*kemudian inget draft #Kisah1001Mantan*
10.
Bookmark
atau bungkus Chiki?
Makan Chiki sambil baca buku ditemenin Mark
Zuckenberg.
---
PERTANYAAN BONUS
1.
Super Junior atau Super Senior?
Kenapa?
Karena
tambal sulam lebih cocok buat kerajinan tangan, aku pilih produk original.
Super Senior.
2.
JKT48 atau Manis Manja Grup?
Kenapa?
Nggak
dua-duanya, sampai JKT48 berubah menjadi JKT86.
3.
Menulis cerita cinta di blog atau
menulis surat cinta untukku? Kenapa?
Menulis masa
depan, Mas. Alasannya? Yang pasti-pasti ajalah. YOLO. *hestek tsah*
4.
Go internesyenel atau go
international? Kenapa?
Go
international. Karena aku percaya foto di bawah ini berlokasi di Borobudur,
bukan di Prambanan. *salim NIC satu-satu*
5.
Goyang itik atau goyang
patah-patah? Kenapa?
Sorry, nggak pilih dua-duanya karena nggak ada yang selevel dengan
goyang “JARI-JARI!?!” ala Mas Pepeng.
Dah ya, Mas.
Sudah aku jawab semua. Sekarang, mana tjiumnya?