Apa yang dibawa oleh angin bulan September ini, Sayang
Adalah gumpalan dari bagian diriku yang bernama kerinduan
atas kamu
Yang kupintal dari benang-benang asa, lebih dari
1000 hari lamanya
Lalu kuterbangkan saat kau perlahan mulai menjauh, semakin
menjauh
Yang tersisa hanya bayang hitam tubuhmu dalam gayut
kelopak mataku.
Apa yang dibawa oleh hujan bulan September ini,
Sayang
Adalah rantai janji yang
perlahan terkikis, terlarut menjadi butir butir karat
Meninggalkan bau besi yang mengganggu penghidu, mual mengoyak lambungku
Lalu termuntahkan saat aku kembali memaksa membentuk rangkaian aksara
Yang tersisa hanya dedak, menolak untuk bahkan bertatap dengan kornea mataku
Gumpalan rindu dan untaian janji yang dulu mengikat
Bertarung dalam September yang tak lagi bersahabat
Kupikir ia tak pernah sudi
berteman dengan kata jahat
Hingga September
menjelma sosokmu, cinta yang khianat
1000 hari lalu.
Katamu. Ini tak akan lama, Sayang
Katamu. Ini tak akan lama, Sayang
Kaupintal saja rindumu dan
kau terbangkan bersama angin hingga menggapaiku
1000 hari lalu.
Bisikmu. Ini hanya akan sejenak, Sayang
Bisikmu. Ini hanya akan sejenak, Sayang
Kaujalin saja janjiku, bentangkan
sebagai jembatan jarak antara kita yang terlalu
1000 hari kemudian.
Apa yang dibawa oleh dingin bulan September, Sayang
Apa yang dibawa oleh dingin bulan September, Sayang
Adalah bongkahan
mengeras dari sesuatu yang dulu berdetak dalam dadaku
“Tak lagi menghela
dengan leluasa. Satu dua tiga sebentar lagi ia mati,” pikirmu
Sayang, kebenaran telah
menempaku, melindungi dengan teramat mumpuni
Yang tersisa hanya aku,
tak lagi tunduk pada sorot palsu dari kedua bola matamu.
---(Bety, akhir September 2013)