Preraphaelite Evelyn DeMorgan's Angel of Death |
Kepada : Yth. Tuan yang bertugas mencabut
nyawa
Perihal : Undangan minum Kopi
Tempat : Teras belakang rumah
Urgensi : ASAP
Dengan hormat,
Tuan yang bertugas mencabut nyawa
Apa kabar Tuan? Bagaimana dengan tugas yang
diembankan pada Tuan hari ini? Saya yakin jika atasan Tuan menghendaki, maka
tak ada pekerjaan Tuan yang tidak berhasil, bukan? Saya pikir begitu, jikapun
ada yang tidak, maka saya yakin bahwa itu juga merupakan kehendak atasan Tuan.
Apakah saya benar?
Begini Tuan, maksud saya mengirimkan surat
ini adalah, sesuai dengan apa yang tersurat di perihal, ingin mengundang Tuan
menikmati secangkir kopi di teras belakang rumah saya. Ah, Tuan sedang
mengernyitkan dahi sekarang? Apakah Tuan bertanya-tanya apa maksud yang
mengundang Tuan? Mengapa harus kopi? Mengapa di teras belakang? Mengapa
rumah saya? Dan mengapa harus anda? Baiklah, saya akan menjabarkannya secara
singkat. Saya tahu Tuan memiliki pekerjaan yang sangat istimewa dan teramat sangat
berat, maka saya tak ingin mengorbankan waktu Tuan yang berharga lebih banyak
lagi.
Singkatnya begini, ada perihal yang ingin
saya tanyakan mengenai pekerjaan Tuan yang luar biasa. Saya pikir
atasan Tuan mengembankan tugas ini dengan pertimbangan yang sangat matang. Mencabut kehidupan dari mahluk bernyawa bukanlah sesuatu yang mudah
dilakukan layaknya memilih gula-gula apa yang ingin kita lumat tak bersisa hari
ini (ini analogi yang sangat buruk, sudilah Tuan mengabaikan). Nah, saya ingin
mendengar dari mulut Tuan sendiri bagaimana rasanya menjalani tugas yang tak biasa ini? Apa yang Tuan rasa dan pikirkan saat mereka meregang nyawa?
Lebih banyak mana Tuan, mereka yang melepaskan kehidupan mereka dengan senyuman
atau dengan penyesalan?
Mengapa harus kopi? Hemmm, bagi saya kopi itu
semacam ribuan batang korek api yang bisa mengganjal mata di saat saya
menginginkannya untuk terbuka. Kopi juga laksana setrum yang bisa membuat
sinaps dalam sel abu-abu di kepalaku menjadi lebih aktif di saat saya
mengingingkannya untuk berpikir lebih cepat. Dengan pekerjaan Tuan yang
sepertinya tak kenal jeda, tentu Tuan membutuhkan perangsang yang multi guna.
Maka saya menawarkan segelas kopi panas untuk Tuan. Cobalah, tapi saya tidak
menjamin Tuan tidak teradiksi olehnya.
Teras belakang rumah saya tidaklah luas,
Tuan. Namun denyut kehidupan penghuninya lebih sontak terdengar di sana. Saya
ingin Tuan menjadi bagiannya, menikmati kolam ikan yang dibuat oleh ayah saya
dan bermacam tumbuhan yang ditanam olehnya. Jika Tuan beruntung, Tuan bisa
menikmati kelucuan beberapa binatang peliharaan kami. Mereka semua mahluk hidup
Tuan, yang pasti di suatu waktu yang tidak mereka ketahui akan mendapatkan
kunjungan istimewa dari Anda dan mendapatkan kecupan kematian. Saya harap jika
waktu itu tiba, mereka bisa menghadapinya dengan senyuman.
Dan mengapa harus Anda? Saya sudah
menyiratkan alasannya. Namun sebenarnya ada satu agenda tersembunyi. Saya ingin
menceritakan satu rahasia mengenai diri saya. Rahasia yang seharusnya aku tahu
bahwa Anda mungkin sudah mendengarnya dari atasan Tuan. Rahasia bahwa saya
belum siap mati detik ini. Saya berharap, Anda mau membujuk atasan Anda untuk
menunda kematian saya, meskipun saya tahu tak ada yang bisa mengubahnya jika
beliau menghendaki begitu. Namun ada baiknya Tuan mendengarkan alasan saya.
Saya masih memiliki banyak sekali kewajiban dan mimpi yang harus dan ingin saya
tuntaskan. Saya tak mungkin menyebutkan satu persatu di sini, biarlah nanti
saya sampaikan secara langsung jika Tuan menerima undangan saya ini.
Bagaimana, Tuan? Saya harap Tuan sudi
mempertimbangkan kedatangan Tuan ke rumah saya. Tidak perlu detik ini juga,
saya tidak bisa memaksa Tuan untuk meninggalkan pekerjaan Tuan. Itu sama saya
meminta Tuan untuk tidak mematuhi kewajiban, bukankah?
Tuan, sekarang sudah senja. Sebentar lagi
akan datang waktu saya untuk menikmati segelas kopi. Jadi baiknya saya sudahi
saja surat saya ini. Terima kasih sudah bersedia membacanya.
Hormat Saya,
yang mendamba bertemu Tuan dalam balutan senyum
dan secangkir kopi hangat
er ini semacam berusaha melunakkan hati malaikat biar didiskon po ya? :D
ReplyDeleteIyes, Kakak... :)))
Delete