“Apa, San?
Apa yang masih membuatmu ragu? Aku pikir setelah aku melakukan ini semua, kamu bisa
semakin percaya kalau aku sungguh-sungguh!”
Aku
memukul dada Sandy sekeras mungkin. Tubuhku mulai melemah.
“Maaf,
Van. Meski aku sayang kamu, tapi kita sama-sama tahu bahwa…kita nggak akan
bisa.” Sandy mulai melangkah mundur.
“Karena
apa, San? Karena ini?” aku menunjuk sesuatu di tubuhku yang bahkan semakin
membuat tangisku menjadi.
“Ya,
Van. Iya. Dan aku mohon maafkan aku. Betapa keras kita berusaha, tetap tidak
akan bisa.” Sandy membalikkan badannya.
Di
pintu, ia berhenti sejenak. Kembali menghampiriku dengan sedikit tergesa. Ia
memeluk tubuhku yang kaku.
“Maafin
aku Van. Kamu bisa bilang aku egois. Tapi ini juga aku lakukan buat keluarga
aku.”
Lembut
ia mengusap punggungku. Kemudian
pergi.
Dan aku tahu, ini akhirnya.
Sandy
memutuskan untuk meninggalkanku. Setelah bertahun lamanya kami berjuang. Kami
sama-sama tahu bahwa kami tercipta untuk melengkapi satu sama lain. Saling
menjaga. Hingga akhirnya saling menyayangi.
Dari
awal sebagai teman, tumbuh rasa ingin memiliki. Meski awalnya kami saling
menolak. Tapi rasa ini terlalu kuat.
Bertahun
kami simpan. Dan semua orang hanya tahu bahwa kami sekedar berteman.
Sampai
setahun lalu. Aku mengambil keputusan besar. Keputusan terbesar dalam hidupku. Bertransformasi menjadi aku yang lain. Demi kebahagiaan
kami berdua.
Meski terkejut
pada awalnya, namun Sandy bahagia. Ya, aku berharap pengorbananku tidak akan
sia-sia. Doa bahwa Tuhan dan keluarga akan memaafkan dan mengerti keputusanku,
tidak habis aku kirimkan.
Tapi
ini impianku. Ini kebahagiaanku. Apa salah? Apa lagi yang harus aku lakukan
untuk bisa memilikinya? Bersanding dengan Sandy tanpa tanya dari semua?
Aku
bahagia. Dia bahagia. Kami bahagia. Dan semua yang melihat kami tidak akan
punya prasangka.
Namun
setelah semua yang aku lakukan, ini akhirnya.
Ketakutan
terbesarku. Hal yang tidak akan mungkin bisa aku berikan untuk Sandy, meskipun
begitu keras aku berjuang.
Keturunan.
Perlahan
aku memeluk album kenangan kami berdua. Yang mengukir kisah kami dari pertama
berjumpa.
Sandy –
Vania (2011)
Sandy –
Rivan (2002)
taken from genderfork.com |
No comments:
Post a Comment