Sunday, April 1, 2012

WHY ON EARTH I LOVE SCHUMI?!?!

Sketch made by Bety Oktarina. Based on F1Racing magazine 2002 cover.


Selain almarhum Ayrton Senna, dialah yang membuat saya jatuh cinta pada Formula 1 semenjak awal 1990-an. Ya, Michael Schumacher, akrab disapa "Schumi", "Schuey", atau "Schu" (meski saya lebih suka menyebutnya Schumi).

Bagi saya pribadi, Schumi cukup mampu “menggantikan” kesedihan karena kematian Senna. Asalnya yang dari Jerman bisa menjadi nilai tambah bagi saya yang memang cukup mengagumi banyak hal yang berbau Jerman. Namun yang utamanya adalah determinasi yang ia miliki. Selain itu ia sangat jenius karena keahliannya, kemampuan balapnya, taktik dan strateginya, dan mungkin di atas segalanya, kemampuan ia "mengendalikan" seluruh tim untuk mendukungnya. Dengan pendekatannya, ia bisa membuat tim Ferrari menjadi kompak dan berhasil meraih gelar juara dunia setelah puasa selama 21 tahun. 

Dari bertahun keterlibatannya di Ferrari, menurut saya tahun 2002 adalah tahun yang paling berkesan. Di tahun ini, dominasi Schumi dan Ferrari sangat-sangat kental. Bahkan terkesan orang sudah muak karena merasa balapan Formula1 mulai membosankan. Well, menurutku saya tidak juga. Meski tidak semua orang menyukainya, tapi tidak ada orang yang mampu berargumen saat Michael Schumacher mampu menyamai prestasi Juan Manuel Fangio meraih 5 gelar juara dunia (WDC) di tahun 2002. Mungkin orang beranggapan karena ia adalah pembalap nomor 1 di tim nomor 1, makanya ia berhasil meraih banyak rekor. In my opinion, ya memang mobil 2002 sangat sangat bagus dan cantik, secantik malaikat, namun Schumi memenangkan balapan karena keahliannya, bukan semata karena mobilnya.

Namun dibalik kariernya yang luar biasa, Schumi juga memiliki beberapa kontroversi. Diantaranya adalah pada saat perebutan gelar juara dunia melawan Damon Hill di GP Australia 1994 dan melawan Jacques Villenueve di GP Eropa 1997 yang menyebabkan Schumi terkena diskualifikasi dari kejuaraan dunia. Sampai saat ini Schumi memegang rekor sebagai satu-satunya pembalap yang terkena diskualifikasi dari klasemen kejuaraan dunia. Nggak kebayang kan, kalau kontroversi itu tidak ada, bisa jadi Schumi tidak hanya mengantongi 7 gelar WDC. Bisa jadi lebih. Bisa jadi, lho.

Saat Michael Schumacher memutuskan untuk pensiun tahun 2006, dunia menganggap akan sulit bagi calon penggantinya untuk merebut tahta rekor yang ia miliki. Banyak yang mempertanyakan, apakah Schumi akan meninggalkan warisan yang sama hebatnya sepanjang masa seperti  halnya Fangio, Senna atau Prost. Tapi dengan 90 kemenangan, 68 pole positions, 75 fastest laps, 1354 poin, dan 7 gelar WDC, banyak orang sepakat bahwa Michael Schumacher tidak akan pernah terlupakan - atau bahkan terkalahkan!

Kecintaannya terhadap dunia balap membuat ia tidak jauh-jauh dari hingar bingar sirkuit bahkan setelah pensiun. Ferrari terlalu mencintainya, atau setidaknya berutang budi, sehingga ia diminta untuk menjadi konsultan di tim tersebut. Pada pertengahan 2009, bahkan Schumi nyaris saja kembali ke ajang F1 setelah Felipe Massa mengalami kecelakaan hebat di GP Hungaria. Namun dikarenakan menderita cedera leher akibat kecelakaan saat balapan motor, Schumi akhirnya mengurungkan niatnya untuk turun kembali di F1. 

Akhir 2009 Schumi kemudian santer diberitakan akan kembali membalap di ajang F1 untuk musim 2010 bersama tim Mercedes. Rumor tersebut akhirnya menjadi kenyataan di akhir Desember 2009 ketika Schumi mengumumkan bahwa ia akan bergabung bersama Mercedes GP selama tiga musim (2010-2012). Saat ia akhirnya memutuskan kembali lagi dan memilih Mercedes GP, saya tidak heran. He's born to break the limit. Dan mengapa Mercy? Simple, Arya. über alles! :)

No comments:

Post a Comment