Dia mulai meracau lagi. Kata demi
kata. Laporan tahunan, pendapatan perusahaan yang terus menurun, bla bla bla. Ada
beberapa orang yang bisa kau dengarkan ocehannya terus-menerus. Seakan suara
mereka dengan mudahnya meresap ke dalam seluruh pori-pori tubuhmu, meskipun
kamu sebenarnya tidak mau. Aku kenal dengan salah satunya. Dia sedang berdiri
di depanku.
Sekarang ia memaksaku
mendengarkan ocehannya mengenai
bagian pemasaran. “Apa yang
dikerjakan mereka setahun ini? Satupun tak ada proyek yang lolos. Apa aku harus turun
langsung?” bentaknya sambil mendelik.
Ah, dia kembali mengisi ruangan ini dengan gas beracunnya, menciptakan polusi
bicara. Dan aku tidak bisa membuka jendela untuk
membersihkan udara.
Jadi, aku pecahkan saja kacanya dan melemparkan tubuhnya keluar jendela.
Jadi, aku pecahkan saja kacanya dan melemparkan tubuhnya keluar jendela.
--
#111Kata
File under : Polusi