source pinterest |
Jangankan
cahaya, pun udara akan sulit menyelinap masuk ke ruangan ini. Aku berani
bertaruh. Huh! Jika tidak karena terpaksa, demi Tuhan aku tidak akan mau
menjadi penghuninya.
“Tapi Tuhan yang menyuruhmu. Ingat?”
“Yayaya, aku ingat.”
Aku mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Debu
tebal menjadi penghias. Ajaib pemiliknya masih hidup.
Iseng aku membersihkan sarang laba-laba yang
bergelantungan. Kusapu lantainya meski tidak tahu buat apa. Mungkin saja dengan
begitu aku akan merasa lebih nyaman.
Lihat, sekarang ruangan ini jauh lebih bersih.
Namun tetap saja ada yang kurang. Cahaya. Udara.
Aku menghampiri satu-satunya jendela di ruangan
ini. Berkarat. Dengan susah payah kucongkel hingga terbuka.
Nah, begini lebih baik. Jendela jiwa memang
seharusnya tidak tertutup.
--
#111kata
No comments:
Post a Comment