source pinterest |
"Jangan
lupa berdoa,” ucapku pada kedua bocah di hadapanku sembari menyimpan masakan di
atas dipan.
Mata
mereka berbinar. Kerongkonganku sibuk menelan ludah.
“Kakak
tidak makan?”
“Nanti
Kakak nyusul. Masih banyak kerjaan,” jawabku berpura-pura membereskan cucian warga
kompleks.
Kedua
bocah terdiam. Yang lebih besar menyikut lengan bocah satunya. Mereka
memperhatikanku.
“Kak,
benar Kakak akan makan nanti?” tanya bocah yang lebih besar.
“Tentu
saja. Lihat, Kakak sedang memasak lagi,” telunjuk kurusku mengarah ke kompor
berbahan bakar kayu. “Makanlah, nggak baik menunda rejeki.”
Mereka
tertawa. Tak menunggu lama, makanan seadanya buatanku pun tandas.
Aku
tersenyum. Getir. Mataku tertumbuk pada kompor. Aku masih ingat isi panci di
atasnya, air putih. Bapak, Emak, kapan kalian pulang?
---
#111Kata
No comments:
Post a Comment