DARLENE
Minggu, 25 Nopember 2012
Aku melihat jam di pergelangan tanganku. Seharusnya sebentar lagi Mas Evran datang. Hanya menunggu travelnya dari Jakarta, dan aku akan membawa kekasihku ke tempat lain yang lebih romantis untuk merayakan ulang tahunnya.
Minggu, 25 Nopember 2012
Aku melihat jam di pergelangan tanganku. Seharusnya sebentar lagi Mas Evran datang. Hanya menunggu travelnya dari Jakarta, dan aku akan membawa kekasihku ke tempat lain yang lebih romantis untuk merayakan ulang tahunnya.
Sambil
menunggu aku keluarkan lagi buku sketsaku. Aku meraba sampulnya yang terbuat
dari kulit. Emboss bertuliskan Evran Prayoga terukir di sana. Hadiah
dariku untuk ulang tahunnya. Aku buka lembar pertama, memandangi wajah dalam
sketsa, mengambil pensil charcoalku
dan menebalkan bagian alisnya sedikit. Alis Mas Evra yang lebat adalah salah
satu bagian tubuhnya yang kusuka.
Aku
sedang asyik menggambar saat dia datang menghampiri. Jhon. Kami berbasa-basi
sebentar. Dan tiba-tiba aku sudah menawarkan dia untuk duduk semeja. Ah, tak
apalah. Toh sebentar lagi aku akan pergi.
Rasanya
cukup lama aku menunggu Mas Evran. Tiba-tiba ponselku berdering. Aku tersenyum
melihat nama yang terpampang di layar ponselku. Mas Evran.
"Hai,
Honey...".
“Sweety…I’m so sorry. Aku nggak bisa ke Bandung hari ini.”
Aku
tercekat. “Oke, kali ini apa Mas?” Aku menutup telapak tangan kiriku, berusaha
meredam suara yang dikeluarkan mulutku. Tapi tak mungkin, meski sedang terlihat
asyik dengan layar laptopnya, Jhon kemungkinan besar masih bisa mendengarku.
Aku
berdiri dari kursi dan melangkah menjauh ke bagian luar kafe. Suara Mas Evran mengiringi
langkahku.
“Maaf
sweety, Bunda minta aku temenin ke
undangan.”
“Mas,
Bunda kan bisa minta anterin sopir atau Mbak Raya.”
“Bunda
mintanya aku yang nemenin.”
“Kenapa?”
Kemungkinan jawaban melintas di kepalaku. “Oh… aku paham, Mas. Bunda mau ngenalin
kamu dengan anak kenalannya, kan?” Mas Evran terdiam. Darahku mendidih.
“Jumat
kemarin kita nggak bisa ketemu, oke fine
aku tahu kamu lagi sibuk. Aku masih ngerti kamu ada meeting mendadak. Sabtu kamu tidak bisa datang, padahal kamu tahu
aku sudah pesan restoran. Dan sekarang….”
“Iya
sweety, aku minta maaf. Tapi please, ini Bunda. Aku nggak bisa nolak.”
Aku
berusaha sekuat mungkin tidak menitikkan air mata. Semoga orang yang melihatku
menyangka ini hanyalah perbincangan telepon biasa.
“Oke.
Tapi kamu bisa kan ketemu aku sesudah ke acara undangan?”
“Nggak
bisa, Darlene. Ini weekend, lho. Jakarta-Bandung
bisa berapa jam, coba?”
Aku
tak tahan lagi. Kepalaku mau pecah. “Kenapa kamu baru ngabarin sekarang sih,
Mas? Kamu pengen ngeliat aku nangis di sini?” Aku tekan tombol off pada
ponselku. Dan bergegas kembali ke kursi.
“Hmm…
Jhon, aku duluan ya.” Aku berkata sambil meraih tasku.
“Eh?
Kenapa? Kamu mau pindah? Biar aku yang pindah.” Jhon mulai membereskan
laptopnya.
‘Enggak…enggak”
Aku mencegahnya. “Temanku ada acara mendadak, nggak bisa datang. Jadi kamu
bebas kok pakai meja ini. Beneran.” Aku tersenyum. Jhon hanya menatapku.
“Oke,
see ya.” Aku buru-buru meninggalkannya. Sebelum dia melihat mataku yang mulai
memerah dan berair.
---
Aku
terbangun dengan kepala berat. Jam berapa ini? Aku melihat ke arah dinding. Ah
ya, aku lupa. Tak ada lagi jam di sana. Aku menatap ponselku yang sengaja
kumatikan, Aku menarik napas panjang. Mataku masih berkedut. Ternyata tadi aku menangis
lagi.
Aku
meraih tablet dan kunyalakan. Jam di layar menunjukkan jam lima sore. Lama juga
aku tidur.
Di
pojok kanan bawah tablet aku melihat notifikasi twitter. Kubuka, ternyata ada
balasan atas twit yang kubuat siang tadi.
secretdarling
Today is suck! THANK YOU. Why make things so
difficult!?! WHY RUIN
MY LIFE EVEN MORE?!
11:30am, Dec 16 from HootSuite
RestlessJ @secretdarling Hey, what’s up? Take a deep breath. :)
11:51am, Dec 16 from Tweetcaster
for Android
Aku
membalasnya via message.
@RestlessJ I did. Sekarang sudah baikan. Biasa
lah, ada yang bikin sakit hati lagi.:)
Tak
lama kemudian terdengar notifikasi.
@secretdarling
Yah, wiken gini kok malah sakit
hati? Harusnya minta cuti dong. Kan hari libur.
Aku
tergelak. Cepat jemariku menyentuh layar.
@RestlessJ Justru krn hr Minggu makanya gak mau
ngajuin cuti. Mending ntar weekdays aja.
Tring.
Muncul lagi jawaban.
@secretdarling
So, I dare you to take the chance
with me. As a friend.
Aku
bingung.
@RestlessJ Meaning?
Jawabannya
tak lama.
@secretdarling
Ambil cuti sakit hati. Nonton kek,
ngopi2 di kafe kek. The day, you decide.
Oke…Akun
yang belum tentu asli menawarkan aku untuk hang
out bersamanya. Tolong hentikan aku untuk menjawabnya!
@RestlessJ Siapa takut? Nanti kita omongin lg. Dan
jgn coba2 membuat rencana utk menyulikku. Oke?
@secretdarling
Hey, though I’m pseudonym, but I’m
real. :D
Cuti
sakit hati dengan orang yang tak ku kenal. Oke, pukul kepalaku sekarang juga!
---
_bersambung_
blind date nih... *kepo* :D
ReplyDeleteHaha... kasih tahu nggak ya? Btw TY sudah baca. Lagi bingung cerita selanjutnya nih. :D
Delete