toptiermedia.com |
JHON
Minggu, 25 Nopember 2012
Harus diakui, Bagus memiliki kemampuan lobby yang cukup canggih. Belum satu jam dari mulai memaparkan rencana proyek kami, persetujuan rekanan bisnis terlihat sudah dalam genggaman tangan. Hanya tinggal dimatangkan lebih lanjut, pengerjaan proyek perumahan untuk kalangan menengah di Bandung ini dapat dimulai. Sekarang waktunya untuk makan siang.
Minggu, 25 Nopember 2012
Harus diakui, Bagus memiliki kemampuan lobby yang cukup canggih. Belum satu jam dari mulai memaparkan rencana proyek kami, persetujuan rekanan bisnis terlihat sudah dalam genggaman tangan. Hanya tinggal dimatangkan lebih lanjut, pengerjaan proyek perumahan untuk kalangan menengah di Bandung ini dapat dimulai. Sekarang waktunya untuk makan siang.
Aku memesan steak Salmon dan jus wortel.
Sudah cukup aku meminum satu gelas besar kopi hari ini. Sambil menunggu pesanan
datang, Bagus melanjutkan obrolan ringan dengan pak Albert, rekanan kami yang
berasal dari Jakarta, mengenai Bandung. Sejujurnya aku ingin sekali membuka
buku sketsa milik Darlene yang ditemukan Bagus ketika ia akan duduk di kursi
yang sebelumnya diduduki Darlene. Aku mengaku bahwa itu milik temanku dan
memasukkan ke dalam ransel sebelum Bagus bertanya lebih lanjut. Dalam
kepenasaranku untuk membuka buku itu, aku sesekali menimpali obrolan Bagus dan
pak Albert sambil memainkan gadget.
Iseng aku membuka aplikasi tweetcaster. Lalu aku melihat tweet dia di sana.
secretdarling Today is
suck! THANK YOU. Why make things so difficult!?! WHY RUIN
MY LIFE EVEN MORE?!
11:30am, Nov 24 from HootSuite
Dhee, salah satu teman yang ku kenal dari
dunia maya. Aku mengenalnya setahun lalu saat menjelajahi internet
melihat-lihat foto bangunan. Aku terdampar di tumblr miliknya yang sebagian
besar berisi postingan foto objek-objek yang diambil dari jalanan. Street photography. Foto yang ia ambil
indah, membuat aku mem-follow Dhee.
Beberapa kali aku meninggalkan komentar berisi kekagumanku atas karyanya dan
betapa aku menantikan postingan selanjutnya dari dia. Ia selalu membalas
komentarku dan mengucapkan terima kasih. Dari tumblr-lah perkenalan kami
berlanjut ke twitter ini. Ternyata ia tinggal di Bandung juga. Meski begitu ia
lebih memilih untuk tidak memaparkan dulu identitasnya. Untuk kepentingan
pekerjaan, begitu ia berkilah. Aku menghormati keputusannya. Yang aku tahu
hanyalah, ia wanita (baik) yang bertalenta.
Aku mengetuk deretan huruf di layar gadgetku.
RestlessJ @secretdarling
Hey, what’s up? Take a deep breath. :)
11:51am, Nov 24 from Tweetcaster for Android
Lama aku menantikan reply darinya. Tak kunjung ada. Tiba-tiba teleponku berdering.
Kris, adikku.
“Ya, Bro?
Ada apa?”
“Jhon, Inang ini. Pakai telepon Kris. Apa
kabar kau? Lagi di mana kau ini? Tak kangen kau dengan Inang, hah?”
Gawat! Ibuku. “Aku baik-baik, Inang. Ini lagi
di PVJ.”
“Lagi main kau rupanya? Kencan kau? Sama
siapa? Kenalin lah ke sini.”
Duh. Ibuku belum berkurang juga cerewetnya.
“Ish.. Kencan macam mana pula, Inang?” Bagus menghentikan bicaranya dan
membelalakkan mata menahan tawa ke arahku. Pak Albert hanya tersenyum. “Aku
lagi dengan Bagus dan rekan bisnis. Inang ada yang mau dibicarakan kah?”
Ibuku mulai menceracau lagi. “Main
dengan Bagus terus kau ini. Tak mau cari cewek kau?” Ibuku mendengus. “Ingat
Jhon, Inang cuma mau ingatkan. Pulang Natal nanti kau harus bawa calon istri.”
Aku meringis. “Ya, Inang. Nanti aku pikirkan
lagi lah tentang itu. Sudah ya, aku makan siang dulu ini. Inang makan juga lah.
Salam buat keluarga di sana.”
Dan mendadak steak Salmon dan jus Wortel yang
diantarkan pelayan tak lagi menggugah seleraku.
---
Aku menghempaskan tubuhku ke atas sofa sambil
melemparkan ranselku. Ocehan Inang tadi siang sukses membuat kepalaku pening.
Puji Tuhan olok-olok Bagus yang meminta pak Albert mengenalkan wanita untukku
bisa membuatku sedikit tertawa. Tiba-tiba aku teringat buku sketsa milik
Darlene yang masih berada di dalamnya. Aku meraih tasku dan mengambil buku
bersampul kulit itu. Oh, jadi nama kekasihnya Evran.
Harus kuakui, sketsa bikinan Darlene luar
biasa. Aku menebak, ia bekerja di bidang yang berhubungan dengan seni. Atau
setidaknya memang memiliki bakat yang sangat besar dalam bidang menggambar.
Detailnya sangat halus dan proporsional. Aku termangu. Hampir di setiap pojok
kanan bawah tertulis Much Love, Darlene.
Aku tertawa miris. Yea right, kepalaku bertambah pusing saja. Makanya Jhon, jangan
berharap terlalu tinggi!
Tiba-tiba notifikasi gadgetku berbunyi. Message
dari Dhee. Menit- menit berikutnya kuhabiskan dengan tersenyum sambil menatap
rangkaian kata yang dituliskan Dhee.
Ya, tentu saja. Mungkin bukan Darlene, tetapi
Dhee, yang dikirim Tuhan untuk mengisi hatinya. Bukankah tanda-tanda itu sudah
ada selama ini, Jhon? Kamu memuja karya Dhee. Dan sekarang kesempatan bertemu
dengannya begitu terbuka. Hey, siapa tahu pribadinya pun mempesona? Lalu dengan
nekat kuketik ajakan untuk bertemu.
Tak kusangka, Dhee setuju.
Hey twitter, mungkinkah ini akan menjadi awal
penyambung hati kami?
---
_bersambung_
hahaha, suka sama tokoh ibunya! :D
ReplyDeleteEntahlah, mendadak kepikiran. last minute ituh. Haha makasih ruri sudah mampir lagi. :D
Delete