Friday, May 24, 2013

Super Bangke Rapid “Whatever” Fire Questions



Oke, setelah melalui sepertiga bulan Mei ini dengan jadwal padat merayap padahal sudah nggak musim si Komo lewat, akhirnya dapat jatah istirahat juga di rumah hari Jumat (#HeyItRhymes). Sudah ngebayangin hari ini beneran mau leyeh-leyeh dan mikirin hal yang lebih penting dibandingkan “Kenapa Arya Wiguna gampang banget jadi seleb, Tuhan?”; bikin teori konspirasi dibalik skandal “Sapi Perah”; atau menganalisa kemungkinan Moyes bisa sukses di tahun pertama nanganin MU, yaitu… mikirin siapa yang hari ini bakal di-stalking. (Please, jangan tanya stalking siapa, percayalah ini untuk dunia yang lebih baik). Tsahhhh.

Dan entah mimpi apa aku semalam, sehingga memetwit datang terlambat (Oh, mungkin dia lupa pakai alat kontrasepsi karena nggak ada yang ngingetin semenjak admin akun Durex dipecat) – dalam bentuk mention dari @momo_DM di sini    
(mendadak nginget-nginget lagi alasan dulu follow mamas satu ini) (˘̩̩̩̩ƪ)
Singkat kata, mamas kita bersama ini diberi amanah memilih lima orang super kece untuk menjawab sejumlah pertanyaan (10 pertanyaan wajib dan 5 pertanyaan bonus. Entahlah bonusnya apaan, semoga tiket pp ke Lombok. Aamiin-in aja). Dan demi kasus Eyang Subur yang nggak kelar-kelar, aku dipercaya menjadi salah satu penjawab dengan alasan (jreng-jreng) “biar blognya si Aunty kita bersama ini terupdate” (padahal sih karena emang aku termasuk kriteria orang super kece). Oh well… Jumat memang harus diselamatkan.

So, Mas Mo… melalui prosesi yang sangat panjang dan membutuhkan perenungan berjam-jam, inilah jawabanku. *turun dari kahyangan*

PERTANYAAN WAJIB

1.       Nambah atau ngurangin timbunan buku?
Ini pertanyaannya nggak bisa diganti “nambah buku (nikah) atau ngurangin timbunan lemak?” nih???  Dua-duanya lah. Hidup itu kan harus seimbang. Terus-terusan hirup napas juga nggak baik, kan?

2.       Pinjam atau beli buku?
Beli dong. Minimal usaha cari link download-an. Jangan kayak orang susah deh, ya. *korek-korek celengen semar*

3.       Baca buku atau nonton film?
Apa aja asal sama kamu. Bahkan kalau kamu maunya nonton buku sambil baca film, asal bisa ndusel-nduselan aku rela. *dirajam FPI*

4.       Beli buku online atau offline?
Sorry, kalau nggak terpaksa aku nggak akan beli kucing dalam karung.  Cukup pacaran aja yang online. *hestek LDRunite*

5.       Buku bajakan atau ori?
Jelas buku (yang bikin) or(g)i, dong. Maksudnya Brain Orgasm. Hih, piktor deh!

6.       Gratisan atau diskonan?
Gratisan. Supaya duit aku bisa termanfaatkan buat hal lain yang lebih berguna. Mewujudkan dunia yang lebih baik, misalnya. *dadah-dadah ala miss universe*

7.       Beli pre-order atau menanti dengan sabar?
Kesabaranku sudah dialokasikan buat nunggu ZMA ngelegalin aku sih, Mas. Tapi kalau sabar dalam damai bisa nambah amalan ibadah, ya aku mau-mau aja. Hu’um.

8.       Buku asing (terjemahan) atau lokal?
Dua-duanya lah. Kalau mau nambah ilmu itu jangan milih-milih. Jangan ngarep sumber pengetahuan yang menyesuaikan diri dengan kita, tapi kitaah yang harus menyesuaikan diri demi meraih pengetahuan sebanyak-banyaknya. *brb les bahasa alay*

9.       Pembatas buku penting atau biasa saja?
Penting. Semua itu harus ada batasan, Mas. Termasuk memiliki batas sampai kapan mau terus ngarepin balikan sama mantan. *kemudian inget draft #Kisah1001Mantan*

10.   Bookmark atau bungkus Chiki?
Makan Chiki sambil baca buku ditemenin Mark Zuckenberg.

---

PERTANYAAN BONUS

1.       Super Junior atau Super Senior? Kenapa?
Karena tambal sulam lebih cocok buat kerajinan tangan, aku pilih produk original. Super Senior.
2.       JKT48 atau Manis Manja Grup? Kenapa?
Nggak dua-duanya, sampai JKT48 berubah menjadi JKT86.
3.       Menulis cerita cinta di blog atau menulis surat cinta untukku? Kenapa?
Menulis masa depan, Mas. Alasannya? Yang pasti-pasti ajalah. YOLO.  *hestek tsah*
4.       Go internesyenel atau go international? Kenapa?
Go international. Karena aku percaya foto di bawah ini berlokasi di Borobudur, bukan di Prambanan. *salim NIC satu-satu*


5.       Goyang itik atau goyang patah-patah? Kenapa?
Sorry, nggak pilih dua-duanya karena nggak ada yang selevel dengan goyang “JARI-JARI!?!” ala Mas Pepeng. 


Dah ya, Mas. Sudah aku jawab semua. Sekarang, mana tjiumnya?

Monday, May 20, 2013

Apa Yang Senja Bawa Petang Ini?


Yang menguar dari tubuh senja kali ini, Tuan,
kerinduan yang sudah kurendam satu purnama.
Lelah berdansa di antara derik dedaunan trembesi
tak jua kau ronakan harapku yang perlahan pasi.

Asal tahu saja, Tuan,
rindu ini bukanlah rindu yang instan.
Telah kuramu cinta mumpuni dalam bumbu
tak jua kau cecap ia dan menyandu.

Ah… tak sadarkah kau, Tuan,
rindu ini bukan rindu tiba-tiba.
Sudah berbulan di depan pintu ia mengetuk
tak jua kau biarkan ia masuk dan memeluk.

Lalu patutkah kupersalahkah ia, Tuan,
ketika petang kembali mengingatkan jiwa yang rindu.
Menggerapai dinding cakrawala yang lembayung
saat tak jua kau jelang ragaku yang huyung.

***

Bety Sanjaya
Mei 2013