Thursday, October 24, 2013

Kepada Kamu Yang Meremas Harapku dan Melemparnya Ke Angkasa, Matilah!



1/
Hidup tidak pernah mudah
Jika hanya untuk tenggelam dalam lumpur kegagalan, buat apa meneteskan peluh berupaya?
Itu katamu sembari menyesap kopi bungkusan di warung kopi pinggir jalan, kemudian tersedak saat bibir menghitammu tersentuh ampasnya
BANGSAT!!! Kau mengumpat
Lalu meludah sebelum jemari kurusmu merayap ke dalam saku celana.

2/
Hidup tidak akan pernah mudah
Jika hanya untuk terombang-ambing dalam lautan cemoohan, buat apa banting tulang sepanjang usia?
Itu katamu sembari menatap awan putih yang mengepul dari rokok kretek murahan yang mampu kau beli, kemudian mengerjap saat matamu terasa perih oleh asapnya
BRENGSEK!!! Kau berteriak
Lalu mengucek mata sebelum kau sadar abu rokokmu berpijar ke segala arah.

3/
Jangan nasehati aku mengenai hidup, tolol!
Sudah kubilang hidup itu tidak mudah, jangan naif!!
Lihat badanku. Lihat tulangku. Dan lihat isi sakuku!!!
Itu katamu sembari memelototiku yang mulai mengkerut di balik dinding kayu warung kopi sementara kamu sibuk menghitung receh yang kau keluarkan dari saku kemeja lusuhmu
Ini untukmu, pulanglah. Dan sekeping koin kau lempar padaku
Aku tergugu, perlahan beringsut mendekati, lalu melayangkan telapak tangan ke pipi tirusmu
BEDEBAH!!! Kau menjerit
Lalu sibuk menopang tubuh limbungmu sebelum mampu mengejarku.

4/
Hidup memang tidak mudah
Jika itu membuatmu bebas meremas harapku menjadi tak berbentuk dan melemparnya ke angkasa, buat apa kau hidup di dunia?
Matilah. Matilah selagi kau bisa
Itu kataku kepada sosok di balik cermin yang sudah retak di pojok kamar, kemudian menggelinjang saat mata pisau mulai mengalirkan rasa nyeri di jantungku yang berkedut.

Matilah. Matilah selagi kau bisa!!!

***
Bandung, 24 Oktober 2013