Tuesday, January 31, 2012

ILLUSION, HALLUCINATION, and DELUSION


Have you heard about ILLUSION, HALLUCINATION, and DELUSION?

Seringkali kita menggunakan kata tersebut (ilusi, halusinasi, dan delusi) dalam bahasan sehari-hari, namun kerapnya penggunaan tersebut kurang  tepat. Melalui tulisan ini saya ingin berbagi mengenai ketiga istilah tersebut berdasarkan apa yang saya pahami (mengacu pada The Penguin Dictionary of Psychology, beberapa text book Abnormal Psychology dan diktat Psikologi Kepribadian). 

Pertama adalah ILUSI
 
Kerap diartikan sebagai “false perception" atau “mistaken perception”. Fenomena yang normal terjadi  pada observer atau pengamat  karena stimulus fisik yg diterima tidak bisa diprediksi melalui analisa yg sederhana, sehingga apa yang ditangkap tidak persis sesuai dengan aslinya. Sebenarnya "false atau mistaken perception" ini pun tidak benar-benar  tepat menggambarkan tentang ILUSI karena persepsi yang dihasilkan dari proses retinal dan kortikal tertentu tidak bisa diprediksi secara sederhana dari stimulus itu sendiri. Misalnya yang terjadi pada MÜller-Lyer yang memang dikondisikan sedemikian rupa sehingga observer bisa memahami stimulus nyata dengan persepsi yang tidak sesuai realitanya.

*
Selanjutnya HALUSINASI

Dibanding Ilusi, HALUSINASI lebih tepat disebut false perception (perception disorder) terhadap apa yang menjadi realita. Dibandingkan dengan Ilusi, HALUSINASI lebih dirasa sebagai ancaman dan tidak menyenangkan. Dalam HALUSINASI, realita sesungguhnya tidak ada, sehingga tentu saja apa yang dipersepsi bisa disebut "mengada-ada". HALUSINASI merupakan indikator klasik dari gangguan psikotik dan sangat menonjol muncul sebagai simptom schizophrenia dibanding bentuk gangguan lainnya.

Penggunaan term HALUSINASI biasanya terdapat dalam berbagai bentuk persepsi, terspesifikkan tergantung modalitas, yaitu auditory, visual, olfaktori, taktil, gerak/kinestetik, dll. Beberapa contoh:
Halusinasi Auditory --> mendengar suara Tuhan, gaib, dlsb.
Halusinasi Visual --> melihat nabi, malaikat, dlsb.
Halusinasi Olfaktoris --> membaui gas beracun dalam makanan/minumannya.
Halusinasi Taktil --> merasa seolah-olah ular merayapi tubuhnya.
Halusinasi Kinestetik --> merasa seolah-olah ada musuh sedang menembak, dlsb.

*
Terakhir adalah DELUSI 

Adalah "belief" yang dipertahankan oleh seseorang. Semua ide, rasa yakin yang sebenarnya benar-benar "false" karena sudah sampai ambang “menyalahi logika”. DELUSI biasanya terjadi karena individu menutup diri dengan membangun tembok atau dunia yang ia buat sendiri. Biasanya karena ia sudah tidak percaya pada dunia nyata. Namun saat menggunakan istilah ini, kita harus hati-hati, terlebih bila berhubungan dengan kebudayaan atau nilai-nilai leluhur tertentu yang memang bersinggungan dengan kepercayaan-kepercayaan tersebut, misalnya kebudayaan yang menganggap seseorang sebagai titisan dewa, Tuhan, binatang tertentu, dlsb. 

Delusi ini sifatnya lebih fantastis/aneh, penuh khayal tapi diyakini oleh individu sebagai hal yang dialami dan menjadi bagian dari dirinya. Biasanya tidak ada keinginan dari individu untuk menentang belief ini.

Beberapa bentuk delusi diantaranya:
Delusions of  Reference --> individu memiliki keyakinan bahwa orang-orang membicarakannya, menuding, memuat gambarnya di koran, dlsb. Orang normal biasanya memiliki sedikit “keyakinan” ini, namun masih dalam batas wajar. Sedangkan istilah delusi reference sendiri memang mengacu pada kasus-kasus patologis.

Delusions of Influence --> individu merasa bahwa “musuhnya” akan berusaha mempengaruhinya dengan berbagai cara, misalnya dengan memasang elektroda di kepala, dlsb.

Delusions of Persecution--> (delusi dari tipe paraniod) yaitu individu merasa bahwa ia dimusuhi, diancam, diburu, ditekan, dan orang berniat menyakiti atau mencelakai dirinya, dlsb.

Delusions of  Sins & Guilt --> merupakan bentuk ekstrim dari guilty feeling (neurosis), merupakan delusi bahwa dosanya tidak terampuni, ia adalah oang yang jahat, bahwa ia telah mencelakakan orang dlsb.

Delusions of Grandeur --> menganggap dirinya serba hebat, serba luar biasa, maha suci, dlsb.

Hypocondriacal Delusions --> delusi yang berkaitan dengan penyakit aneh, mengerikan, dlsb.

Nihilistic Delusions --> delusi yang berkaitan dengan rasa dihukum paksa yang sebenarnya tidak pernah ada, merasa dirinya sudah mati beberapa tahun lalu dan jiwanya sudah menguap namun badannya masih tersisa di dunia karena dihukum paksa; dan oleh karena itu menganggap dirinya tidak "mengada" di dunia.


Sekian sedikit sharing mengenai Ilusi, Halusinasi, dan Delusi. Semoga bermanfaat.

#DAY-18 “SUMPAH! INI (BUKAN) SURAT CINTA… MONYET”


Teruntuk             : Topan Setiawan
Tembusan           : @opanindiez
Perihal                : Surat Cinta (Monyet)


Bandung, 31 Januari 2012

Dengan Hormat,

Hey, Ali Topan Anak Jalanan, kaget ya dapat kiriman surat? Dari aku pula, si bidadari masa kecil (hehehe). Btw apa kabar? Suara masih bagus? Body masih oke? Senyum masih lebar tapi malu-malu? Salahkan Bos @PosCinta. Iya, salahkan dia kalau kamu gak suka dapat surat ini. Soalnya aku “terpaksa” mengirimkan surat dengan tema “Cinta Monyet’, kalau tidak katanya aku gak boleh ikutan #Gathering30HariMenulisSuratCinta hiks :’(

Eh, jangan cengar-cengir, apalagi GeEr ya. Aku tegaskan sekali lagi, meski judul seharusnya ini adalah Surat Cinta Monyet, tapi suer ini (bukan) surat cinta, monyet! Aku juga gak ngerti kenapa ngetik surat ini buat kamu, just a blast aja nama kamu tetiba muncul. Enggak lah, kamu, aku, kita itu sudah kayak saudara sedari kecil. Iya nggak? Sudah tau zamannya dulu masih pake baju monyet, masih ingusan bin umbelan, masih suka nangis kalo gak diajakin main sama kakak-kakak kita yang sok kerennya astaganaga itu. Mungkin karena kita tau sama tau sedemikian hingga itulah kita sudah kayak saudara. Atau jangan-jangan kamu baik sama aku karena namaku sama dengan nama mamahmu???

Kamu, FYI aja ya, aku mau bilang terima kasih sudah jadi teman aku dari zaman TK, SD, SMP, bahkan sampai sekarang (ngaku, bukan karena terpaksa kan?). Terima kasih sudah mau “ngawal’ atau “boncengin” aku pake sepeda kalau belajar bersama di rumah temen (inget waktu itu boncengan dari latihan drama di rumah Mezzi?). Bersedia menahan godaan temen-temen kita yang sedikit reseh (As, Zulfa misalnya – love you Gals :*) demi bertanggungjawab nganterin aku sampai rumah. Atau saling pinjam catatan dan buku untuk ngerjain tugas sekolah.

Aku mau jujur nih, aku gak kaget kalau akhirnya kamu memutuskan untuk jadi vokalis. You are born with a really great voice, indeed. Aku gak pernah nyumpel telinga loh setiap denger kamu teriak-teriak nyanyi dari kamar mandi (oops). Bukannya nguping, tapi gak mungkin kan aku gak denger secara rumah kita cuma terpisah oleh si tembok itu. Oh iya, masalah tembok yang kamu sebut TEMBOK BERLIN, bukannya diruntuhin sama “Hitler”, eh malah bawahnya dibikin kolam ikan sama Papa. Jadi kita gak akan bisa saling nongol dari tangga tembok itu lagi kalau ada perlu apa-apa.

Pan, senang waktu dengar kamu sudah menemukan pasangan hidup. Awet-awet ya. Maaf waktu itu gak bisa datang, biasa akunya sok sibuk (hehe). Tapi all the best for you deh. Doakan juga aku cepat-cepat menyusul ya. Sudah bosan nih setiap pulang ditanyain melulu. Kalau ketemu pasanganmu aku juga mau bilang bahwa dia beruntung bisa mendapatkan salah satu sahabat terbaikku. Hush! Jangan nyengir!!! Dah ah, mulai ngelantur. Dah dah Opan!



Tertanda,

Bety, yang bukan mamah mu

Monday, January 30, 2012

DAY#17 : “Dear Stalker(s) Whoever Wherever You Are”

My Life, My Story. Bon Appetite

Dear Stalker(s),

Apa kabar? Masih betah "menjenguk" aku? Ini surat pertama dan aku harap yang terakhir buat kamu (kalian). Aku tidak mau membuang energiku untuk mengurusi urusan yang bahkan tidak aku sadari ujung pangkalnya. Aku tidak mengeluh. Aku justru menikmati semua yang terjadi. Aku hargai ini sebagai satu bentuk berkah yang Tuhan berikan kepadaku. Dan kamu (kalian) tahu? Bukan kebencian, melainkan kebahagiaan yang memenuhi relung hatiku. Mengapa? Ya, kadang kemarahan itu diperlukan. Dan memang, pada satu titik aku pernah merasakan kemarahan. Namun aku sadar, ketika kemarahan itu dikedepankan dan menjadi kebencian, maka bukan lagi hidupmu (kalian) yang merugi, melainkan diriku sendiri. Hidup ini terlalu singkat untuk diisi dengan rasa benci. Kamu (kalian) tahu?


Dear Stalker(s),

Betul, dunia tidak seluas yang kita kira. Ia sempit, sempit sekali. Oleh karena itu, tidak pernah ada niat dalam diriku untuk melarikan diri atau bersembunyi. Tidak. Jadi jangan pernah merasa jenius atau lebih pintar dan melabel diriku sebagai “Orang Bodoh” atas keberhasilan kamu (kalian) menemukan apapun tentang aku. Sedari awal inilah aku. Aku tidak punya suatu apapun untuk disembunyikan. Aku berani, lebih berani dari kalian untuk menunjukkan bahwa aku ada. Nikmati, nikmatilah diriku sepuas kalian mau. Laparlah dan telan segala hal tentang aku dengan lahap! Sampai seluruh pikiran dan hatimu (kalian) penuh dengan cerita mengenai seseorang yang bernama Bety Oktarina. Tapi sampai kapan? Sampai kalian bahkan tidak menyadari lagi apa sesungguhnya tujuan Tuhan menciptakan kalian di dunia? Sampai kalian menyadari, bertahun kemudian, kalian sudah termakan oleh kesia-siaan atas rasa penasaran dan benci terhadap seseorang yang bahkan tidak mengerti hidup macam apa yang kalian pilih untuk dijalani? Jangan! Kalian terlalu berharga untuk mengorbankan diri kalian. Percayalah!


Dear Stalker(s),

Terima kasih sudah memandang aku sebagai sebuah ancaman bagimu (kalian). When someone hates you, laughs at you, makes a joke over you, that’s simpy because you have something that he (she) longs for. And by that means, I am really really that special, huh?

Selamat mengintip kehidupanku. Semoga bermanfaat bagi kehidupanmu (kalian).


Salam Hangat,
Aku, yang tidak pernah bersembunyi

Sunday, January 29, 2012

DAY #16 : "WHAT'S THE USE IN HAVING A BOYFRIEND?"

Dear You,
In my lonely cold solitude nights, i keep asking to myself deep inside, almost cry:

"What if you have a boyfriend, but he's not available to have a dinner with you?
He doesn't have time to go anywhere with you?
How can 2 people who are not together and don't see each other, call each other boyfriend and girlfriend?
Then what's the use in having a boyfriend?"

*
And suddenly a soft voice whispering to me....

"Dear sweetheart, the answer is... People don't have boyfriend or girlfriend to be together all the time.
But they have boyfriend or girlfriend to know that there's still someone who loves them and cares about them."

*
Dear You,
Though we far apart, i'll always keep the promise inside my heart. That we'll always love and care each other. We'll always have each other. Though we far apart. Until the  day we meet, again.....

Wednesday, January 25, 2012

DAY #12 “MAGNIFICENT SE7EN, YES WE ARE”


Teruntuk:
Melissa (@bundachinonk)
Gema (@larasgema)
Citra (@ncitralestari)
Syarvia (@syarvialukman)
Rawdhah
Illa
Belakang ki-ka: Me-Citra-Illa-Via. Depan:Chinonk-Gema-Raw

Gals, setelah surat ke-12 akhirnya aku menulis juga buat kalian. Maaf ya bukannya melupakan atau menunda-nunda untuk menyampaikan betapa besarnya cinta dan sayang yang aku miliki buat kalian semua. Tapi tahu kan, aku lebih nyaman untuk berkomunikasi secara langsung atau curcol via group chat.

Gals, makasih ya sudah mau jadi teman berbagi selama hampir dua tahun ini di Majoring EduPsi. Sungguh-sungguh aku terberkati. Ingat gak bagaimana perjuangan aku untuk “membujuk” kalian masuk, mengenai kuota minimal, mengenai “janji-janji surga” yang akan kalian dapati kalau pilih Majoring ini? Dan voila, akhirnya jadilah kita ber-7 menjadi penghuni angkatan 8. Magnificent Se7en. Haha mudah-mudahan gak nyesel ya…

Gals, sebenarnya banyak sekali yang ingin aku sampaikan. Tapi kebayang kan akan berapa halaman jadinya surat ini? So, untuk hal-hal pribadi better via kopi darat ya aja seperti biasa. Sambil “ngampus”, “ngafe”, “ngeperpus” atau sekedar “botram” bareng. Tapi hana peng nih, jadi bayar masing-masing hihi.

Gals, hatur nuhun buat berbagi ilmu, pengalaman, suka duka kehidupan sama aku. Baik itu topik yang edukatif dalam artian akademis, maupun edukatif yang rada-rada “menjurus”. Iyah, kalian itu yah mentang-mentang sudah pada punya pasangan legal, seenaknya ngebahas hal-hal tabu. Mau nyiksa aku dan @syarvialukman ya kalian? #nangissesengukan. Haha becanda.

Gals, sorry ya akhir-akhir ini aku sering ngerepotin kalian dengan cerita mengenai kehidupan pribadi aku. Jujur, aku bukan orang yang terbuka dulunya. Tapi kalau aku berhasil cerita sama kalian sampai hal yang pribadi seperti ini, itu berarti kalian “really really means something to me”. Meskipun aku yang secara “de yure” lebih tua (iyah lebih tua), tapi “de facto” kalian itu jauh lebih dewasa untuk beberapa area, masalah relationship misalnya. Peace.  

Gals, aku janji untuk kali ini aku dengerin masukan yang kalian berikan ke aku. Bukan, bukan karena aku sudah bosan dengan omelan kalian supaya aku berhenti menyakiti diri sendiri. Tapi, memang aku sudah sepenuhnya sadar, aku harus berjuang untuk kebahagiaanku meski aku harus melewati kepedihan terlebih dulu. Aku benar-benar amazed dengan kalian yang begitu sabarnya ngadepin aku, dengerin curhatan aku, bahkan ngurut dada dengan kekerasan kepalaku. But gals, “Now I’m out of the fire and into the rain. Now I smell a new beginning and there’s no more pain.”

Gals, ayo sekarang kita saling menguatkan dan menjaga semangat untuk cepet-cepet beres kuliah. Aku janji sudah gak akan galau-galau lagi. Sekarang aku sudah lebih bahagia. Doakan aku ya, semoga yang ini yang terakhir dan bisa cepet-cepet nyusul kalian supaya bisa ikutan ngebahas “area dewasa” hihiw. Nah karena sudah tidak galau lagi, yuk sekarang kita konsentrasi sama kuliah, praktek kerja, tesis, (What? Tesis????) dan foto-foto lagi (mudah-mudahan kali ini dimomen wisuda-an). Amin. Okeh!!!

Peluk dan cium

Si Ketua Kelas

DAY #11 "METRO YANG BUKAN POLITAN"


Knock knock! Look who’s knocking at your door. Salam dari Bandung untuk kamu, kota Metro di Lampung. Meski kamu bukan Metropolitan seperti yang dibayangkan, tapi cukup banyak alasan yang membuat aku merindukanmu dan mengharuskan aku menengokmu yah minimal sekali dalam setahun. Di bawah ini beberapa alasannya:


Aku selalu merindukan saat-saat memandang bintang di langit melalui gelapnya malam dari atas kapal yang tangguh. Dan itu aku dapatkan ketika aku mengunjungimu. Aku selalu suka menghampirimu lewat laut. Meski waktu yang kubutuhkan lebih lama, tapi aku menikmatinya. Sangat. Yah anggap saja latihan jika suatu hari nanti aku berpelesir dengan si kapal pesiar, dengan atau tanpa jodohku kelak.
Aku tergila-gila dengan Empek-empek! Atau Tekwan, atau apapun itu namanya yang bercuka dan pedas. Dan juga DURIAN! Ya, Aku suka! Dan dengan mengunjungimu, aku bisa menemukan mereka di setiap sudut kota. Murah, nikmat, dan itu artinya surga dunia! Hanya di tempatmu ini aku bisa menjadikan mereka sarapanku, makan siangku, sekaligus cemilan penutup malam.

Berharap menemukan kemacetan? Tidak akan! Apa karena kamu kota kecil, sehingga macet merupakan barang langka? Bayangkan, waktu yang kuperlukan untuk menjelajahimu setara dengan jarak antara tempat tinggalku  dengan pasar terdekat di Bandung. Dan kamu tahu? Walau kadang harus menikmatinya, tapi aku sangat benci macet! Jalanan di sini lengang, lebar, tanpa polusi. Bukan, bukan jarang ada kendaraan, tapi memang orang lebih suka memakai kendaraan roda dua di sini. Dan meski banyak bangunan yang sederhana, tidak megah, tapi cukup terawat dengan rapi. Minus sampah atau coretan-coretan yang tidak jelas.

Mungkin bukan tepat di kotamu, tapi dengan mengunjungi kamu aku dapat keuntungan dengan suguhan pantai di sepanjang jalan. Aku ingat, di masa kecilku hampir sebulan sekali aku dan keluarga meninggalkanmu dan menuju pantai-pantai yang bertebaran. Dari pagi ke sore, dan kembali kepangkuanmu lagi menjelang malam. Kamu tahu, rencananya dalam waktu dekat aku akan kembali mengunjungimu, dan aku akan beri tahu satu rahasia. Aku akan meninggalkanmu sebentar untuk mengunjungi TELUK KILUAN dan menyapa lumba-lumba. Tolong, jangan iri.

Ya, jangan iri. Meski lebih dari setengah hidupku kuhabiskan di kota Kembang, aku akan kembali ke pelukanmu. Karena kamu adalah pilihan keluarga aku untuk menghabiskan waktu. Meski mereka memaksa aku untuk mendiami dirimu juga, tapi aku belum bisa. Bukan, bukan karena aku tidak suka. Yah meskipun aku alergi dengan udara panasmu, tapi bukan itu. Aku masih harus menuntaskan studiku, dan tentu saja setelah ini selesai semua terserah pada jodohku kelak. Tapi meskipun begitu, aku masih tetap akan mengunjungimu. Terima kasih sudah menjaga keluargaku.

Salam rindu dari Bandung

Sunday, January 22, 2012

DAY #9 : TOLONG BACA INI SETAHUN LAGI


Dear You,
Masih tidak percaya dengan kenyataan bahwa hariku diliputi olehmu? Baik kemarin, kini, dan mungkin nanti. Jika tidak percaya, ini jawabnya. Tolong resapi. Dan jika kamu ingin berubah karena surat ini, aku tidak perduli. Aku sudah ungkapkan semua. Aku hanya butuh kamu tahu, bahwa rasa ini sudah bersemayam sejak dulu. Bertahun lalu.

October, 2010
Dear You, I’m broken… again. It’s used to be my happiest day. But look at me now. Dumped, neglected, betrayed. It hurts, really hurts. Two stories in a row, both on my birthday. Am I cursed?

Dear You, where are you? Don’t you know that I need you now, more than you know. I need you to talk to, I need you to cheer me up. But who am I to you? I am no one.

Dear You, somehow I feel that I’m connected to you. I always attached with you. But what are we? Nothing but two strangers knotted in a friendshipness.

Dear You, why we can never be…. Why? Is it because we are just friends, really good friends, and we don’t want to ruin that? But it’s always you. From the very first time, my mind said it’s you. But I was too afraid to tell.

You always said that we meant nothing and you have too much respect for our friendship. Damn it! If you were just give me a chance, I could show you that it could be amazing. I just want you to take a risk, I just want me to take a risk, and see how good it would feel.

Dear you, look at me now. Alone, freezing inside with a warmhearted look a like. I don’t care about your relationship with her, I always smile for you. I love you and if you have not seen that by now then you are blind. I never choose you by your looks. It’s the inside that makes my heart beat at this pace. Somehow you make my life worth living. But you just don’t realize. 

Dear You, maybe this letter is all I need to put you behind me, but I doubt it though. You will be in the corner my heart, dear You. Even if it is just as friends, as you want me to be.

Sincerely me,
The broken Iron Lady

Thursday, January 19, 2012

DAY #6 EXPECTO PATRONUM

My dearest ...
Sebenarnya ini adalah surat yang aku tulis di penghujung tahun kemarin. Memang belum sempat aku berikan kepadamu, karena kau tampak begitu sibuk. Iya kan? Bahkan kau jarang menyapa aku lagi. Jadi aku mohon, kau sudi membaca suratku ini. Yang aku tulis sepenuh hati. Sempatkan untuk membaca, ya....
-peluk dan cium-



Tahun ini akan segera berakhir, Dear. Apa yang sudah kamu lakukan? Apa yang sudah kamu lalui tahun ini? So many ups and downs, i know. Some things make you smile or laugh, some thing make you wanna run... Jangan pernah menimbang mana yang lebih sering terjadi, karena apapun itu selalu ada hikmah yang bisa kamu petik dalam proses pengembangan diri.

Aku ikut senang saat kau gembira. Dan di sudut hatiku aku ikut merasakan pedih saat kau menangis. Tapi tahukah kamu, Dear? Sepertinya kau melewatkan, karena kau selalu melakukan hal itu untuk orang lain, bukan aku. Tapi pernahkan aku marah? I always there for you.

Ketika kau tertawa, selalu ada ruang di hatiku untuk ikut berbahagia....
Ketika kau memulai sesuatu yang baru, selalu ada ruang di hatiku untuk ikut optimis....
Ketika kau menemui batu sandungan, selalu ada ruang di hatiku untuk menguatkan bahwa masih ada harapan....
Ketika harapan itu sirna, selelu ada ruang di hatiku yang membantumu untuk kuat dan menggapai tujuan yang lain...
Ketika kau memarahiku dan menjerit "WHY?!?!", selalu ada ruang di hatiku untuk memaafkan....
Ketika kau berhasil dan merayakan tanpa aku, selalu ada ruang di hatiku untuk memaklumi....
Ketika kau terpekur sendirian, selalu ada ruang di hatiku yang berisi senandung untuk mengusir rasa sepi...
Ketika kau merasa ditolak, ada ruang di hatiku yang bertuliskan "HEY, YOU ALWAYS HAVE ME :)"....
Tapi terkadang kau menutup semua pintu itu, hanya karena orang lain....
Kapan kau memberi kesempatan padaku, Dear?

But, tomorrow gonna be my year of awakening. Aku lelah selalu bersembunyi, Dear. Aku ingin kau menyadari kehadiranku. Hanya satu my new year wish dan aku ingin kau menyanggupi, Dear. Tidak mengapa aku dilupakan saat kau merasakan bahagia, karena aku tahu kau begitu antusias ingin membaginya kepada dunia. Tapi please, ketika kau merasakan lara, pergilah ke depan cermin, ambil nafas panjang, pikirkan kebahagiaan, tatap bayangan di depan cermin and shout the spell "EXPECTO PATRONUM". Dan aku akan ada......

Regards,
ME, PHOENIX
your patronus

Wednesday, January 18, 2012

DAY #5 A LOVE LETTER FROM PHOENIX, YOUR PATRONUS

My dearest priceless… This is your Patronus speaking.

Jika kau merasakan lapar mata, jangan segera kau penuhi…
Karena seperti yang aku pernah bilang,
“Mostly what you want isn’t what you need”.

Jika kau merasakan lapar mulut, jangan pula segera kau penuhi…
Karena seperti kata pepatah,
“Mulutmu adalah harimaumu”

Jika kau terus menerus lapar perut, jangan sekali-kali kau turuti…
Ingatlah kata dalam alkitab, berhentilah makan sebelum kau kenyang.
Karena jika tidak, berarti hawa nafsu sudah melingkupimu sedemikian hingga.

Jika kau merasakan lapar hati yang sangat, jangan juga segera kau penuhi…
Karena seperti Shakespeare pernah bilang,
“Hati (cinta) jarang berjalan beriringan dengan logika”.

Namun ingatlah Dear….

Jika kau merasakan lapar ilmu, segeralah kau penuhi…
Karena sudah pasti ilmu akan membuat kau bisa memandang hidup dengan lebih bijaksana.

Jika kau merasakan lapar kesempatan, segera kau cari cara untuk memenuhi…
Karena kesempatan emas harus kau ciptakan sendiri untuk lebih mengaktualisasikan diri.

Jika kau merasakan lapar kebaikan, segera kau penuhi…
Karena dengan berbuat kebaikan tanpa syarat, kau sudah membuat hidupmu menjadi jauh lebih berarti.

Dan yang terpenting,
Selalu rasakan lapar akan amal ibadah, Dear
Karena dengan memenuhinya, kamu menuju usaha untuk menjadi makhluk Tuhan seutuhnya.

Tertanda,
Patronusmu, Phoenix
#30HariMenulisSuratCinta

Tuesday, January 17, 2012

DAY #4 “A LETTER TO TYAS, YANG BERMARGA YUDA”


Teruntuk: @

Tyas, Tyas…… kenapa aku kepikiran untuk nulis surat buat kamu ya? Tuh kan jadi nge-blank mau nulis apaan. Pokoknya nama kamu tetiba aja muncul berkelebat di otakku, persis seperti Ninja. Tyas, kamu itu lucu banget sih. Lucu asli beneran atau cuma di twitter aja nih? Gak penting deh, yang penting kamu lucu. Meskipun lucunya kadang-kadang bangkek menjurus weirdo. Tapi asli, bikin ngakak. Alasan follow kamu juga karena kicauan-kicauanmu itu, baik di twitter maupun di blog. Dan asli, gak nyesel deh mantengin ocehannya Tyas. Apalagi kalau aku bisa ikutan nimbrung dan mention aku ditanggapi sama kamu. Asyik…. :D 


Tyas, aku inget dulu pernah bilang di twitter pengen nyariin kamu kalau aku pulang liburan ke Lampung. Cuma pengen ngebuktiin kelucuan kamu itu nyata atau nggak (ppffftt). Waktu itu aku "ngomongnya" beneran loh, meski tanggapanmu mengesankan kalau kamu gak percaya. Tuh kan, akhirnya niat aku nyariin kamu jadi luntur, padahal sudah bikin daftar oleh-oleh dari Bandung yang mau dibawa untuk Tyas :'(
 

Tyas, lewat surat ini aku mau ngucapin terima kasih. Terima kasih untuk:

  • Hadir di linimasa tepat disaat aku butuh hiburan.

  • Nge-twit hal-hal yang sebenarnya menurut orang tabu tapi dikemas secara lucu oleh kamu. Meski pada awalnya bikin aku mikir, “Ini apaan sih? Penting banget”.

  • Memperkenalkan kalimat-kalimat dalam bahasa Inggris yang artinya nggak banget (meski kalau dipikir-pikir iya bener juga) tapi asli bikin aku ngakak sampe nangis meskipun itu tengah malam.

  • Dan yang terakhir, terima kasih sudah bersedia follow back tumblr aku. Nyaris pingsan waktu aku tahu. Beneran ini mah :))) Makasih ya, Tyas. Please, kalau ada niat unfollow bilang-bilang dulu. Biar aku bisa nyiapin kuburan. Mhuehehe…..

Udah deh gitu aja. Selebihnya mau aku sampaikan kalau kita punya kesempatan untuk ketemu. Above all, thank you Tyas for cheering up my day through the net. Semoga Tyas sehat-sehat (fisiknya lho, kalau otak? yagitudeh) biar tetap bisa ngoceh yang lucu-lucu.

Follower yang suka stalking linimasa-nya
@I_am_BOA

Monday, January 16, 2012

DAY #3 “A LETTER TO PA, MY LIFETIME HERO”


Selamat Siang, Pa. Apa kabar? Papa lagi apa sekarang? Hmmm, kalau tidak lagi mengurusi kebun atau tanaman hias, pasti Papa lagi beredar bekerja dengan alasan mencari kesibukan. Papa kapan istirahatnya sih? Papa lupa yang kata dokter Papa gak boleh capek, baik fisik maupun pikiran. Papa itu benar-benar keras kepala, ya. Sama kayak aku.

Pa, Papa istirahat dong. Papa pasti tahu betapa cemasnya Mama kalau Papa lembur sampai malam atau bahkan minep di tempat kerjaan untuk menuntaskan proyek. Bukannya kami tidak mau Papa punya kesibukan, tapi Papa harus menyadari kondisi Papa. Papa sudah tidak muda lagi, dan kalau penyakit Papa kambuh bagaimana?

Pa, aku tahu Papa masih kerap mencari kesibukan di luar pasti karena tidak ingin merepotkan kami anak-anakmu. Papa memang selalu begitu dari dulu, gak pernah mau merepotkan orang lain. Sebisa mungkin Papa yang menanggung semua beban dan menyimpannya untuk Papa sendiri. Pa, somehow Papa harus mau berbagi apa yang Papa rasa dan pikirkan. 

Pa, aku ingat bertahun lalu Papa begitu keras berusaha menyembunyikan penyakit Papa dari kami. Sampai akhirnya Papa tidak kuat lagi dan dokter memvonis waktu Papa di dunia ini tidak lagi bisa bertahan lama. Pada saat itu aku bisa melihat betapa Papa yang biasanya terlihat sangat kuat dan kaku bisa menitikkan air mata, meskipun itu secara diam-diam. Iya Pa, tanpa Papa tahu aku tahu saat malam menjelang Papa memandangi wajah kami yang sedang tertidur sambil menangis. Saat itu aku belum tidur Pa, dan aku sulit untuk bisa tidur tanpa memikirkan aku bisa kehilanganmu sewaktu-waktu. Dan aku pun diam-diam menangis.

Jika sampai saat ini Papa masih bisa mendampingi kami, kami tahu harus berterima kasih pada siapa. Ya, pada Tuhan yang maha dan Papa sendiri yang telah berjuang dengan sangat hebat, selain pada Mama atas doanya yang tak terhingga. Papa yang mengajari kami banyak hal tentang hidup, dengan segala kasih sayang yang berbalut ketegasan, dengan segala kemauan untuk bisa bertahan di atas kaki sendiri, dengan kekuatan yang luar biasa. Papa yang menantang kami untuk berusaha sampai batas agar kami bisa menjadi pribadi yang mandiri dan membanggakan, sama sepertimu. 

Terima kasih Pa, untuk memberikan kehidupan yang sangat berharga bagi kami anak-anakmu. Untuk mengenalkan asyiknya Karl Marx, Soekarno,  Multatuli, Nody, Bobo, Mimin, Bahasa Inggris, Ensiklopedia, Sejarah, Arsitektur, Tom Jones, Scorpion bahkan Yngwie. Terima kasih untuk selalu menjadi imam dalam shalat kami, dan pemimpin dalam hangatnya kebersamaan di waktu makan malam. Terima kasih untuk selalu mematikan lampu, diam-diam menyelimuti, dan membelai rambut kami saat kami terlelap di malam hari.

Terima kasih untuk menjadi Papa terhebat.

Anakmu yang diam-diam mengagumi dalam diam
@I_am_BOA

Sunday, January 15, 2012

Lolita - Vladimir Nabokov

Wanted, wanted: Dolores Haze.
Hair: brown. Lips: scarlet.
Age: fivethousandthreehundreddays.
Profession: none, or “starlet.”

Where are you hiding, Dolores Haze?
Why are you hiding, darling?
(I talk in a daze, I walk in a maze,
I cannot get out, said the starling).

Where are you riding, Dolores Haze?
What make is the magic carpet?
Is a Cream Cougar the present craze?
And where are you parked, my car pet?

Who is your hero, Dolores Haze?
Still one of those blue-caped star-men?
Oh the balmy days and the palmy bays,
And the cars, and the bars, my Carmen!

Oh Dolores, that juke-box hurts!
Are you still dancin’, darlin’?
(Both in worn levis, both in torn T-shirts,
And I, in my corner, snarlin’).
Happy, happy is gnarled McFate
Touring the States with a child wife,
Plowing his Molly in every State
Among the protected wild life.

My Dolly, my folly! Her eyes were vair,
And never closed when I kissed her.
Know an old perfume called Soleil Vert?
Are you from Paris, mister?

L’autre soir un air froid d’opéra m’alita:
Son félé — bien fol est qui s’y fie!
Il neige, le décor s’écroule, Lolita!
Lolita, qu’ai — je fait de ta vie?

Dying, dying, Lolita Haze,
Of hate and remorse, I’m dying.
And again my hairy fistIraise,
And again I hear you crying.

Officer,officer,there they go
In the rain, where that lighted store is!
And her socks are white, and I love her so,
And her name is Haze, Dolores.
Officer,officer,there they are
Dolores Haze and her lover!
Whip out your gun and follow that car.
Now tumble out, and take cover.

Wanted, wanted: Dolores Haze.
Her dream-gray gaze never flinches.
Ninety pounds is all she weighs
With a height of sixty inches.

My car is limping, Dolores Haze,
And the last long lap is the hardest,
And I shall be dumped where the weed decays,
And the rest is rust and stardust.

DREAMGIVER




Dreamgiver, dreamgiver please listen to my song.
Softly echoing from miles long.
Knotted in the air that floating to your breath.
Slipping to your lung and ready to spread.
Dreamgiver, dreamgiver can you feel it?
The message that I long for you to read?
Please knock your head and say yes.
This joy in my heart is ready to splash.
Dreamgiver, dreamgiver oh look at you.
Standing alone in your world, with no one to hold to.
Now it’s my turn to be a savior and spread my wings.
In my world I’ll be your queen, and you’ll be my king.
Dreamgiver, dreamgiver please don’t be sad.
Look at this bright side imagine what live we could have.
Hold my hand, step up with me.
We’ll be together and always be.

DAY #2: A LETTER TO MA, THE MAXI ME


UNDER CONSTRUCTION

DAY #1: A LETTER TO THE MOST BELOVED ONE


Ketika aku memutuskan untuk ikut proyek #30HariMenulisSuratCinta ini, dengan yakin aku tahu bahwa surat pertama seharusnya ditujukan kepada kamu yang benar-benar aku cinta. Dan mencintaiku aku lebih dari siapapun, tanpa syarat. Kamu, kepada siapa cinta sejatiku seharusnya bermuara, kepada siapa jiwa dan ragaku seharusnya terjaga. Kepada kamu, sang satu-satunya.

Aku tahu aku bukanlah si ahli perangkai kata. Begitupun ketika aku mulai mengetikkan kata pertama untukmu. Begitu banyak yang ingin aku tuangkan, tapi yang keluar adalah helaan dari mulutku. Seandainya surat ini bisa aku bagi hanya dengan telepati. Tapi tentu akan sangat melelahkan, karena aku harus bercerita satu-persatu kepada mereka yang ingin mendengar kisah kita.

Ah, kamu tentu merasa geli sekarang. Melihat aku begitu blingsatan mencoba untuk menyistematisasikan apa yang ada dalam pikiranku tentangmu. “Akhirnya si keras kepala menyerah juga,” begitu yang aku pikir sedang kamu pikirkan tentangku sekarang. Ya, setelah sekian lama, aku memutuskan untuk menulis kepadamu. Sesungguhnya, jika aku bisa, dan seharusnya bisa, surat untukmu ini tidak hanya terdiri dari 100, 1000, atau berpuluh ribu kata. Ini seharusnya menjadi surat yang tidak ada ujungnya. Masalahnya, kamu pasti tahu, aku tidak terbiasa untuk menuangkan kata cinta.

Apa kata pertama? Ah, mungkin akan tipikal. Seperti, “Apa kabar kamu?” Dan tentu saja kamu akan menjawab seperti biasa, “Kabarku selalu, dan akan selalu baik-baik saja, bahkan ketika kamu merasa kamu tidak baik-baik saja.” Lalu akan aku lanjutkan dengan, “Lagi sibuk apa?” Dan jawabmu akan, “Aku sedang menikmati tugasku menjagamu, mengasihimu, selalu.” Lucu, kamu selalu menjawab seperti itu. Apa kamu tidak bosan? Dan mungkin kamu akan menjawab, “Tidak pernah. Dan jika ya, apakah kamu bisa menerima kebosananku?”

Kamu, kepada siapa hatiku seharusnya aku berikan. Apa kamu tahu, sesungguhnya ketakutan terbesarku adalah kehilangan bagian diriku yang selalu mengingatmu dan balas mencintaimu? Sesungguhnya aku malu, betapapun aku marah, kesal, kecewa, kamu selalu ada untukku. Meski aku tidak selalu segera mendapatkan jawaban atas semua tanya yang ada, kamu selalu punya alasan di balik semua peristiwa. Kerapnya aku tidak mengerti kenapa sulit bagiku untuk mengerti alasanmu, tapi kau tidak jera untuk menjelaskan dengan caramu.

Kamu, kepada siapa aku kerap mengeluh. Apakah kamu tahu, rasanya malu untuk selalu melakukan itu kepadamu. Untuk selalu bergegas mendatangimu ketika beban keluhku sudah membuncah. Untuk selalu menangis ketika rasa sakitku sudah kurasa tak tertanggungkan lagi. Untuk selalu marah ketika aku merasa  tak ada balasan sepadan untuk semua usaha yang kuberikan. Untuk selalu mengumpat betapa tidak adilnya dunia. Sesungguhnya aku malu atas setiamu mendengarkanku.

Tapi melalui surat ini aku ingin engkau tahu. Meski aku begitu menjengkelkan, tapi aku selalu mencintaimu. Aku berusaha keras untuk dapat  selalu mencintaimu dengan mudah. Tanpa mempertanyakan semua jawaban yang engkau berikan atas apa yang aku ungkapkan. Tanpa memberikan jeda atas rangkaian ingatanku tentangmu. Tanpa menyediakan pengganti untuk mengisi ruang yang engkau tempati.

Kamu, mungkin rangkaian kata ini tidak berarti bagi yang lain. Tapi ini adalah ungkapan rasa cintaku untukmu. Dengan cara yang aneh, karena denganmu aku terbiasa bermain kata di dalam pikiranku. Tapi aku yakin engkau mengerti apa yang ingin aku sampaikan. Dan aku yakin, saat ini kau sedang meneteskan air mata sambil menyunggingkan senyuman untukmu. Aku sayang kamu, dan aku akan menjaga agar aku selalu begitu. Seperti yang selalu engkau lakukan untukku, tanpa syarat.

Terima kasih untuk selalu menjagaku. Terima kasih sudah memilih aku untuk mendiami tempatmu. Terima kasih untuk meniupkan nafas dalam jiwaku. Terima kasih untuk membekaliku dengan hati, akal logika dan raga yang sempurna.
Terima kasih untuk selalu menyayangi dan mencintaiku, Tuhan.

Cinta yang tak terhingga,

CiptaanMu yang keras kepala
@I_am_BOA
#30HariMenulisSuratCinta