Thursday, May 31, 2012

PAST LIFE ANALYSIS

Iseng membuka http://thebigview.com/pastlife/ dan demi apa???? :)))

Your past life diagnosis:

I don't know how you feel about it, but you were female in your last earthly incarnation.You were born somewhere in the territory of modern North Australia around the year 1875. Your profession was that of a map maker, astrologer, astronomer.
Your brief psychological profile in your past life:
Timid, constrained, quiet person. You had creative talents, which waited until this life to be liberated. Sometimes your environment considered you strange.
The lesson that your last past life brought to your present incarnation:
Your main lesson is to develop magnanimity and a feeling of brotherhood. Try to become less adhered to material property and learn to take only as much, as you can give back.
Do you remember now?

Monday, May 14, 2012

Yuk, Belajar Cerdas



Tidak ada seorangpun yang begitu lahir sudah mengetahui bagaimana caranya belajar. Kita perlu mempelajari beberapa  study skills (keterampilan belajar) dan melatihnya. Mungkin analoginya adalah belajar mengendarai sepeda. Kita harus mengetahui hal-hal mendasar yang dibutuhkan untuk bisa mengendarai sepeda dan melatihnya agar menjadi terampil.

Lalu mengapa kita perlu menguasai study skills atau keterampilan belajar ini? Tentu saja ini penting untuk dikuasai karena akan memudahkan kita dalam belajar dan menampilkan performa yang baik di kelas, terutama ketika kita berada di sekolah menengah pertama dan atas yang tentu materi yang akan dihadapi lebih bersifat konseptual.

 
Jika ditelusuri, ada 6 langkah dalam “belajar cerdas”
  1. Berikan perhatian di kelas
  2. Buatlah catatan.
  3. Buatlah perencanaan untuk setiap tes dan tugas.
  4. Uraikan. Jika kita memiliki banyak hal yang harus dipelajari, sebaiknya uraikan materi-materi tersebut dalam poin-poin atau bagian kecil.
  5. Mintalah bantuan ketika kita mengalami stuck.
  6. Tidur yang cukup.
1. Berikan Perhatian : Belajar Yang Baik Dimulai di Kelas 
Sebelum kita mulai belajar, hal penting apa yang perlu dipersiapkan? Ya, perhatian. Ketika kita memberikan perhatian di kelas dan melakukan pencatatan, itu berarti kita sudah memulai proses belajar. Jika kita mengalami kesulitan memberikan perhatian di kelas (terlepas apakah itu merupakan kesulitan situasional atau berbentuk disorder), yang bisa dilakukan adalah pastikan kita duduk di tempat yang memudahkan kita untuk menjaga perhatian. Laporkan kesulitan yang kita alami berhubungan dengan memberikan perhatian dan melakukan pencatatan  kepada guru ataupun orangtua.


2. Pencatatan Yang Baik = Mempermudah Proses Belajar

Tidak yakin bagaimana melakukan pencatatan? Mulailah dengan menuliskan fakta-fakta yang disebutkan atau ditulis oleh guru selama kegiatan belajar. Catatlah serapi mungkin sehingga kita mudah membacanya saat diperlukan. Kita juga bisa mempergunakan metode pencatatan menggunakan perangkat elektronik. Pastikan untuk menyimpan semua catatan, hasil ujian, atau tugas seseuai subyek. 

3. Lakukan Perencanaan
Menunda-nunda pekerjaan dan tidak melakukan pekerjaan tentu saja hasilnya tidak menyenangkan. Dan tentu saja sulit untuk menampilkan performa yang baik sesuai tuntutan. Dan akhirnya perasaan bersalah akan menyelimuti kita karena sudah menunda-nunda. Satu cara yang bisa dilakukan untuk memastikan hal itu tidak terjadi adalah dengan melakukan perencanaan. 

Kita bisa juga menuliskan jadwal atau time schedule di kalender yang kita letakkan di tempat yang terjangkau oleh penglihatan. Tulislah semua jadwal ujian, tugas, termasuk waktu yang diperlukan untuk pengerjaan. Termasuk susun kegiatan di luar kegiatan sekolah, seperti kegiatan ekstrakulikuler dan semacamnya.  


4. Uraikan!
Ketika dihadapkan pada banyak hal yang harus dipelajari, maka menguraikan tugas tersebut menjadi bagian-bagian kecil tentu akan sangat membantu. Pelajarilah bagian per bagian dalam waktu yang berbeda dibandingkan mempelajari semuanya langsung pada satu waktu. 

Kita tidak perlu khawatir jika tidak bisa mengingat sesuatu pada awalnya. Itulah gunanya latihan. Semakin banyak waktu yang kita sisihkan untuk melakukan review atau pengulangan, maka hal tersebut akan semakin lekat di ingatan kita. Ada juga trik yang dinamakan mnemonic (new-mah-nik) yang bisa membantu kita mengingat suatu hal. Ketika kita mencoba untuk mengingat suatu daftar, buatlah frasa yang mempergunakan huruf pertama dari setiap kata yang ada di daftar tersebut. Misalnya ketika kita harus mengingat nama-nama planet dalam urutan yang benar dari matahari dalam bahasa Inggris, maka kita bisa membuat frasa My Very Excellent Mother Just Served Us Nachos and Potatoes untuk mengingat Mercury, Venus, Earth, Mars, Jupiter, Saturn, Uranus, Neptune, dan Pluto. 

Salah satu cara untuk menguraikan tugas adalah dengan cara belajar secara regular dibandingkan belajar satu malam sebelumnya. Kita bisa selalu melakukan berdasarkan catatan dan membaca bab dari materi yang sedang kita hadapi. Atau lakukan latihan soal untuk membantu kita mengaplikasikan konsep yang sudah dipelajari. 

Umumnya otak hanya bisa memberikan perhatian secara optimal selama 45 menit dalam satu waktu. Jadi jika kita sedang melakukan sesuatu dan mengalami kesulitan mengarahkan perhatian, cobalah untuk beristirahat sejenak dengan berjalan-jalan di sekitar rumah. Usahakan hindari mengidupkan televisi atau berhenti bekerja. 

5.  Hilangkan Kebingungan — Mintalah Bantuan

Kita tidak bisa belajar secara efektif jika kita tidak memahami meteri yang kita hadapi. Beranikan diri untuk meminta bantuan guru atau orangtua jika kita bingung mengenai sesuatu. Kita juga bisa melakukan pengecekan dengan membaca kembali catatan yang sudah kita buat. 


6. Tidur yang cukup dan berkualitas

Jadi, kita sudah melakukan persiapan yang cukup dan mengikuti perencanaan belajar untuk menghadapi tugas di keesokan hari, namun tetiba kita tidak bisa mengingat apapun yang sudah kita pelajari sebelumnya. Jangan panik. Itu artinya otak kita butuh beristirahat untuk mengendapkan informasi yang sudah masuk. Cobalah untuk tidur dengan nyenyak. Dan kita akan terkejut dengan apa yang mampu kita ingat keesokan paginya.

Selamat “belajar cerdas”.

Wednesday, May 9, 2012

B(ARA)


Suara tersengal setengah berbisik menyelinap melalui celah kecil di daun pintu.

"Ara."

Tubuhku gemetar di malam yang memang dingin. 

Setelah bertahun, akhirnya dia datang memanggil namaku.

"Aku tahu kau di sana," katanya. "Perawat memberitahu aku."

Degub jantungku terdengar seperti dentuman meriam. Bahkan di tempat sesunyi ini.

"Atau tidak," gumamnya. Terdengar ia membalikkan tubuhnya.

"Aku di sini!" seruku tertahan, menekan kedua tanganku di pintu.
"Aku di sini, aku di sini!" Ujung-ujung jariku menggaruk perlahan.

Suara langkah kakinya yang perlahan menjauh, menjadi lebih dekat sekarang.

"Ara, pintu itu ini terkunci. Dan aku memegang kuncinya. Aku akan masuk jika kau membiarkan aku masuk "

"JANGAN!" kataku. "Aku bilang, jangan."

"Biarkan aku masuk." Suaranya menuntut.

Aku menyandarkan tubuhku dengan lemas pada daun pintu. 
"Aku tidak bisa."

"Aku tidak meminta. Aku memaksa.” Lanjutnya.
"Sekarang, Ara."

Lututku meluncur seakan mau copot, dan bahuku merosot ke pintu.

"Kau tidak akan mati hanya karena menemuiku, Ara. Sekarang aku akan membuka pintu ini."

"Tapi jika kamu masuk ," kataku, "Aku pasti akan mati."
Aku mulai terisak.

Namun pria itu seakan mengalirkan rasa nyaman ke seluruh tubuhku dengan suaranya.

"Psst, tenanglah. Perawat yang memberiku kunci ini." Suaranya bergetar sedikit. "Semua aman."

Aku terdiam. Seakan menganggap itu adalah bentuk persetujuanku, perlahan pria itu memutar anak kunci. 

Dua detik kemudian aku melihatnya di sana. Tampak gagah. Bayangan yang sama seperti yang tersisa di benakku setelah bertahun berlalu.

Mataku mengerjap terbuka.

Ia memperhatikan sekujur tubuhku. Tanpa kecuali.
"Kamu berbeda, Ara. Kamu terlihat begitu sakit," suaranya lebih kuat sekarang.

"Apa lagi yang membuatmu seperti ini?" katanya sambil menghampiriku.

Aku gemetar memegang lututku.

"Semuanya. Segala sesuatunya terasa terlalu. Semuanya adalah beban. Semuanya adalah salah," nafasku memburu.

Ia memeluk tubuhku dengan erat. “Lihat dirimu, Ara. Seperti bertahun lalu."
Ia memandang mataku dalam. Menembus jantungku.
"Ini semua.... tidak boleh terulang lagi. Sudah cukup. Harus berakhir. Dan sekarang kamu harus ikut aku.” Ada kesan memaksa dalam suaranya.

“Tapi aku takut, Bara. Aku begitu takut,” akhirnya aku punya kekuatan untuk menyebut namanya.

“JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA! Dan kita akan tetap aman.” Suaranya begitu meyakinkan.
“Sekarang berdirilah. Jangan jadi orang yang lemah. Pegang tanganku.”

Dengan perasaan campur aduk aku memegang tangannya. Menyeberangi ruangan menuju ke arah luar. Di sampingnya semerta aku merasa kuat.
 
*

Setelah beberapa menit melewati jalan setapak berbatu, akhirnya kami mencapai danau. 
Ah! Aku berhasil! Aku benar-benar berhasil!

Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling. Melepaskan genggaman tangan Bara, aku menapaki setiap bagian danau. Aku tertawa bahagia. Aku belum pernah melihat gambaran yang lebih indah daripada pemandangan ini. Warna-warni malam menyambut di depan mataku.
Udara begitu dingin. Bulan bulat menjadi cahaya mewakili harapan yang ada di benakku sekarang. Apakah ini akan menjadi keputusan terbaik?

Lelah, aku duduk di sebuah batu besar di tepi danau. Bara mengambil saputangan dari sakunya dan perlahan-lahan menyeka keringat dari dahi dan bibirku.  Detak jantungku mulai melambat. Napasku menjadi lebih santai. Bara memelukku erat.

Bernapas dalam, rakus aku menelan udara, menusuk tajam ke paru-paruku yang sesak. Sinar bulan memantulkan bayanganku di permukaan danau.  Membawa kembali kenangan gelap sejak bertahun lalu di tempat itu. Saat Mama dan suaminya mendorong tubuhku ke pojok kamar yang dingin.
Tidak. Sudah cukup aku tersiksa tanpa ampun. Bau alkohol yang selalu tercium dari mulut Mama. Tangan suami Mama yang selalu menjamahku. Dan Papa kandung yang lebih menyayangi keluarga barunya dibandingkan aku. 

Aku sendiri. Selalu sendiri. 

Dan ketika Bara datang, aku tahu semua akan berbeda. Dia akan melindungiku. Selalu. Ini janji dia. Ini rahasia kami. Jangan bilang siapa-siapa. Aku akan terlindungi.

Aku tak mau meluncur kembali ke dalam lubang gelap tanpa harapan. Aku tidak mau lagi menjadi pesakitan. Aku memandang permukaan danau yang diterangi sinar bulan. Permukaannya merefleksikan  wajah  Bara. Ia tersenyum ke arahku yang juga sedang tersenyum. Kami begitu serupa. kami ditakdirkan bersama.

 "Aku tahu apa yang sedang kamu pikirkan, Ara. Kamu mau mengakhirinya? Dengan aku disampingmu, kamu akan lebih bahagia. Kita tidak akan lagi terpisahkan" Suara Bara merasuki setiap sinaps dalam kepalaku. Kembali menjadi candu. Lebih kuat dibandingkan bertahun lalu.


Tak ada yang bisa menghalangi aku kali ini. Tak ada yang bisa memsahkan aku dan Bara.

Kemudian aku menutup mata. Perlahan memasuki dinginnya air danau. Dan membiarkan seluruh semesta meledak di sekelilingku.

*
Pagi hari. Seorang perawat terbujur kaku di kamar bernomor 07. Lalu mereka sibuk mencari tubuhku di setiap sudut Rumah Sakit. 


http://freys.deviantart.com/art


LAMPION : SAAT HARAPAN TERBANG SETINGGI LANGIT


Akhir minggu kemarin akhirnya pikiran saya benar-benar teracuni perayaan Waisak di Borobudur. Iya, pikiran yang sudah tercemar itu akhirnya melewati ambang batas kadar polusi juga. Berawal dari bujukan seorang teman yang mengajak mengunjungi Yogyakarta, kemudian dilapisi dengan rencana beberapa orang lainnya yang kebetulan ingin pula pergi ke sana. Akhirnya jadilah kami, sekira 16 orang, yang berasal dari daerah yang berbeda berkumpul di kota Gudeg untuk melewati perayaan Waisak bersama. 

Perayaan Waisak tahun 2556 berlangsung selama 4 hari. Di mulai dari Pindapata, Pengambilan air, Pengambilan api dan di tutup dengan Upacara di Candi Borobudur dengan penerbangan lampion sebagai acara puncaknya.  Nah, upacara penutupan di candi Borobudur, terutama festival Lampion, inilah yang benar-benar kami tunggu. Pada awalnya, kami berencana mengikuti prosesi sejak di Candi Mendut. Namun dengan beberapa pertimbangan, salah satunya ingin menjaga kekhusukan ibadah/meditasi umat Budha disana, maka kami memutuskan untuk langsung menuju Borobudur. Di sana kami menunggu kedatangan rombongan. Saat akhirnya mereka tiba, entah mengapa rasa haru tiba-tiba menyeruak. Semua terasa begitu agung. Di bawah guyuran hujan, sekitar 160 bikhu dan jemaat lainnya yang berasal dari berbagai aliran Budha melakukan pawai sekira 3 km dari candi Mendut ke Borobudur sebagai bagian dari prosesi Waisak. Bahkan bikhu yang berasal dari Thailand,Nepal, dan Bhutan pun ada. Barisan bikhu dan bikhuni serta umat Budha terlihat berjalan dengan mengucap doa. Mereka berjalan sembari membawa bunga sedap malam. Bahkan, untuk memeriahkan prosesi tersebut, beberapa kesenian tradisional, seperti topeng ireng dan Reog Ponorogo juga ikut serta.
Prosesi puncak dilakukan di candi Borobudur sekira lepas jam 18.00 WIB. Dimulai dengan acara Pradaksina dan akhirnya pelepasan lampion. Saya, teman-teman, dan ribuan orang lainnya bergabung dengan umat Budha  menyimak rangkaian doa dan ceramah. Meskipun sejujurnya saya tidak mengerti dan lebh banyak terkantuk-kantuk. Sekira pukul 22.00, WIB ritual doa dan ceramah berakhir. Bulan yang tadinya malu-malu tertutup awan, tiba-tiba muncul dengan bentuk yang bulat. Ya, fullmoon over Borobudur temple. And it was beautiful. Kemudian dilanjutkan dengan prosesi mengelilingi bagian luar candi Borobudur sebanyak 3 kali. Kami tentu saja ingin sekali ikut serta. Setelah berjuang mendapatkan lampion dan lilin, bersama-sama kami mengikuti rombongan memasuki kawasan candi yang dijaga ketat. Beruntung, karena setelah kami masuk, akses masuk ditutup untuk menjaga kekhusukkan prosesi. Membawa lilin sebagai penerangan, dengan tertib kami mengikuti rombongan. Terus terang, kembali bulu kuduk saya berdiri. Suasana syahdu terasa kental, terlebih diiringi dengan kidung doa. Kami hanya mengelilingi candi sebanyak satu kali, lalu meletakkan lilin di atas semacam alas yang dibentangkan di tanah. Jangan salah sangka, yang saya lakukan tidak lebih dari menghormati prosesi yang sedang terjadi. Meskipun rasa takjub terbentuk dari magisnya suasana yang terbangun.

full moon over Borobudur Temple

Akhirnya, acara pelepasan lampion tiba, diawali dengan pelepasan lampion oleh para bikhu di altar. Saat lampion pertama diterbangkan, semua kepala mendongak ke arah langit dan seperti dikomando, bersorak. Gaduh yang mencampurkan perasaan senang dan haru. Langit yang gelap semerta disinari oleh lampion yang semakin membumbung tinggi. Itu adalah harapan. Yang bisa menerangi bahkan keadaan yang tergelap sekalipun. Filosofis. 

Setelah pelepasan lampion oleh para bikhu utama, kami dipersilahkan untuk menyalakan lampion kami masing-masing. Kelompok kami memiliki 4 lampion yang bergantian kami terbangkan. Semua terlihat tampak mudah, kita hanya perlu membakar bantalan dan kemudian lampion akan terbang. Tapi apakah benar semudah itu? Saat sumbu lampion pertama dibakar, sempat khawatir apakah lampion kami akan berhasil terbang tinggi? Pada kenyataannya tidak. Semua butuh perencanaan. Ya, lampion sebagai lambang harapan harus diterbangkan dengan proses penuh pertimbangan. Kami harus memastikan bahwa api yang membakar bantalan lampion cukup menjadi bahan bakar, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Kertas lampion harus benar-benar dikembangkan agar bisa membumbung dengan sempurna. Bahkan waktu untuk melepaskan lampion pun harus diperthitungkan. Sama seperti harapan. Ia butuh bahan bakar yang mampu menyulut semangat, perencanaan yang matang, dan timing yang tepat. Dan kunci utama, jangan ragu saat akan menerbangkannya. 

Lampion pertama kami berhasil membumbung tinggi, dilanjutkan dengan lampion kedua dan ketiga. Saya tetap merasakan sensasi yang sama. Saya rasa semua yang ada di situ pun begitu. Kami kembali menjadi kanak-kanak yang berbahagia, penuh semangat, bahu membahu untuk saling mendukung dalam menerbangkan harapan. Saling berdoa dan mengaminkan. Sungguh benar-benar suasana kebersamaan yang hangat. 

Tiba pada lampion terakhir. Lampion yang ditulisi harapan dari seorang teman yang juga mewakili harapan kami semua. "Bahagia Tanpa Jeda. Tuhan, Berikan Aku Kekuatan Untuk Melihat Cahaya Kembali." Sebisa mungkin kami semua memegang pinggir lampion, sebagian mengabadikan, dan sebagian membantu proses pembakaran. Ini lampion kami semua. Ini adalah lambang harapan kami semua. Bahagia tanpa jeda. Meski kami tahu bahwa itu adalah harapan yang tampak sempurna, tapi intinya kami berharap kami masih tetap memetik makna positif dari setiap proses yang kami lalui dan apapun situasi yang akan kami hadapi. Sambil menunggu proses pembakaran, kami semua mengambil waktu untuk berdoa. Begitu pula saya. Doa kebahagiaan orangtua yang utama, dan doa lainnya. Terus terang, saat bersama-sama mengucapkan, “Amin,” rasanya ingin menangis bahagia. Ini mengharukan.

Entah kenapa untuk lampion terakhir ini kekhawatiran lebih besar. Rasanya ia belum siap diterbangkan. Kami bersama-sama berusaha memperbaiki bentuk lampion yang tampak belum sepenuhnya terisi udara. Begitu akhirnya lampion terbang, kekhawatiran semakin tebal. Ia tidak terbang ke atas, melainkan ke samping kearah pohon di sisi kanan. Ia tidak bergabung dengan lampion lainnya. Apakah ia akan menabrak pohon dan terbakar? Apakah perjalanannya menerangi langit hanya sesaat saja? Kami sama-sama berharap ia dapat terbang lebih tinggi.
Serentak kami bersorak. Sesaat sebelum menabrak pohon, lampion kami tiba-tiba membumbung tinggi ke langit. Seperti mendapatkan energi tambahan yang entah datang dari mana. Seperti ia tahu bahwa pohon itu adalah hambatan yang harus ia lalui agar bisa bertahan. Seperti ia tahu bahwa usahanya harus lebih ditingkatkan agar bisa kembali mengarungi langit. Dan kami semua bersorak, karena akhirnya lampion kami menjadi lampion paling terang yang ada di langit. Ia terbang semakin tinggi, tinggi, dan tinggi. Membawa harapan kami semua. Tanpa kami tahu kapan dan di mana lampion itu akan mati dan terjatuh. Tanpa tahu siapa yang akan menemukan harapan kami yang tertulis di kertas lampion tersebut.

Ya, ini adalah bahagia kami semua. Bahagia tanpa jeda. 

Our lampion, the brightest in the sky

Tonight we are so young
So let’s set te sky on fire
We can go brighter than the sun

Terima kasih teman-teman:
@lionychan - Alfa the magnificent driver - @omemdisini - @oppsyshanty - @MungareMike - @naminadini - @SutradaraTop - @JiaEffendie - @agastiazirtaf - @mmychaan - @tyazmaniandevil - @__aih – Nunu – @ukakuiki - @ellavaniea  - @rairahmanindra 

Friday, May 4, 2012

BELANDA (BERSIAP MEWUJUDKAN) BANGSA YANG CERDAS, MAMPU, DAN KREATIF


Memastikan bahwa setiap anak mendapatkan pendidikan dasar yang baik dan mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan kualifikasi yang menjadi bekal untuk meraih kesuksesan di masa depan adalah kewajiban Negara. Hal ini pula yang disadari oleh Negara Belanda. Misi yang diusung oleh Departemen Pendidikan, Budaya, dan Sains atau dalam bahasa Belanda disebut Ministerie van Onderwijs, Cultuur en Wetenschappen (OCW) adalah “mewujudkan bangsa Belanda yang cerdas, mampu, dan kreatif” menjelaskan pentingnya hal tersebut. Misi ini tentu saja masuk akal, karena perubahan lingkungan global akan mempersyaratkan kreativitas dan adaptibilitas yang tak terhingga. Tantangan bagi sistem pendidikan adalah jelas, bahwa pendidikan harus dipersiapkan bagi setiap anak agar mereka dapat sukses dalam hidup, mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman yang lebih luas yang mereka perlukan untuk menghadapi tantangan masa depan. 

Kemampuan mengantisipasi masa depan dengan berbagai alternatif untuk mengatasi permasalahannya menjadi sangat penting untuk diperhatikan dalam proses pengasuhan dan pendidikan anak. Situasi ini tidak hanya merupakan masalah keluarga, melainkan juga seluruh pendukung proses pendidikan anak, yaitu masyarakat, bangsa dan negara, dan sekolah sebagai salah satu wadah anak menimba ilmu. Insititusi pendidikan memiliki tanggung jawab dalam mendidik siswa untuk menjadi warga negara dan pemimpin yang bertanggung jawab yang mempergunakan pendidikan dan pengalaman hidup mereka untuk mensupport perkembangan yang baik. Tak terkecuali anak yang tergolong memiliki kebutuhan khusus atau special needs.

Lazimnya negara maju lainnya berkaitan dengan pendidikan, Belanda pun berusaha untuk menghilangkan diskriminasi dalam bentuk apapun sehingga anak dengan kebutuhan khusus (meskipun dalam tingkat yang serius) berhak untuk mengenyam pendidikan dengan level dan kualitas yang sama seperti halnya yang diberikan kepada anak yang memiliki pertumbuhan yang normal. Selanjutnya, pemerintah Belanda pun berusaha untuk menerapkan aturan yang sama dalam hal pemerataan kesempatan dalam bidang pekerjaan. Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap hal ini, pemerintah Belanda mempersiapkan semua unsur terkait untuk menunjang pemenuhan pendidikan siswa berkebutuhan khusus ini. Pemerintah pusat dan lokal di Belanda menyediakan support system yang bertujuan membantu orangtua dan siswa berkebutuhan khusus ini, misalnya menyediakan informasi yang dibutuhkan baik di bidang pendidikan formal, informal, maupun pekerjaan.

Untuk pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus ini sendiri, pemerintah pusat mendirikan sekolah khusus yang pada esensinya setara dengan sekolah umum. Segala hal yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan siswa khusus ini benar-benar diperhatikan, misalnya dari segi penyediaan tempat, transportasi, sistem pengajaran, maupun para pengajarnya sendiri. Segala informasi mengenai sekolah-sekolah tersebut dapat diakses dengan mudah bagi siapa saja yang membutuhkan, termasuk konsultasi mengenai assesment dan jalur pendidikan yang sebaiknya ditempuh. Hal ini tentu saja sangat memudahkan bagi orangtua maupun pihak-pihak yang membutuhkan. Hebatnya, pemerintah Belanda pun mulai memikirkan penyediaan pendidikan bagi siswa internasional yang berkebutuhan khusus. Meskipun masih menjadi perdebatan apakah siswa tersebut perlu atau tidak untuk tetap bersekolah di sekolah internasional dengan opsi penyediaan bidang kebutuhan khusus di sekolah tersebut. Tentu saja hal ini dapat membantu siswa yang memiliki learning disorder, seperti disleksia, atau mengalami masalah konsentrasi, seperti ADD dan ADHD.

Selain penyediaan fasilitas yang benar-benar diperhatikan, unsur guru dan manajemen sekolah yang memegang peranan penting pun mendapatkan prioritas. Pemerintah Belanda benar-benar berinvestasi untuk meningkatkab pelatihan bagi guru, gaji, dan prospek karir. Guru diberikan kesempatan untuk megembangkan diri bahkan diberikan kesempatan untuk mengejar pendidikan sampai bergelar PhD. Pemerintah pun berusaha untuk meningkatkan jumlah guru yang memegang gelar master. Hal ini disadari penting karena peningkatan program pelatihan tentu saja bisa mempermudah guru mencapai standar kualitas yang dipersyaratkan. Kesejahteraan guru pun sangat diperhatikan. Pemerintah berusahan meningatkan gaji guru, misalnya mendorong sekolah untuk memberikan bonus bagi guru yang berprestasi. Sehingga guru pun akan semakin berusaha mengembangkan kualitas diri mereka, utamanya dalam mendidik anak-anak tersebut.

Melihat persiapan atau proses yang sedang dijalani oleh pemerintah Belanda dalam bidang pendidikan demi mempersiapkan masa depan bangsa yang berkualitas, tentu hal tersebut patut untuk ditiru. Semua hal yang berkaitan langsung maupun aspek penunjang, benar-benar diperhatikan dan mendapatkan pengawasan dalam pelaksanaannya. Lalu bagaimana dengan pendidikan di Indonesia? Ketika jangankan anak berkebutuhan khusus, anak normal pun masih banyak yang kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Kapan fasilitas pendidikan benar-benar diperhatikan, sementara banyak siswa yang masih belajar di sekolah beratapkan kayu lapuk? Bagaimana cara guru mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka  secara lebih jika waktu luang mereka habis untuk mencari uang tambahan akibat gaji yang tidak menunjang? Kapan Indonesia akan benar-benar menyadari dan mengambil langkah yang nyata demi masa depan bangsa yang lebih baik? Karena bagaimanapun, kelangsungan Negara Indonesia berada di tangan anak-anak ini, apakah ia yang memiliki pertumbuhan yang normal maupuan maupun yang memiliki predikat berkebutuhan khusus.

------------