Knock knock! Look who’s knocking at
your door. Salam
dari Bandung untuk kamu, kota Metro di Lampung. Meski kamu bukan Metropolitan
seperti yang dibayangkan, tapi cukup banyak alasan yang membuat aku
merindukanmu dan mengharuskan aku menengokmu yah minimal sekali dalam setahun.
Di bawah ini beberapa alasannya:
Aku
selalu merindukan saat-saat memandang bintang di langit melalui gelapnya malam
dari atas kapal yang tangguh. Dan itu aku dapatkan ketika aku mengunjungimu.
Aku selalu suka menghampirimu lewat laut. Meski waktu yang kubutuhkan lebih
lama, tapi aku menikmatinya. Sangat. Yah anggap saja latihan jika suatu hari
nanti aku berpelesir dengan si kapal pesiar, dengan atau tanpa jodohku kelak.
Aku
tergila-gila dengan Empek-empek! Atau Tekwan, atau apapun itu
namanya yang bercuka dan pedas. Dan juga DURIAN! Ya, Aku suka! Dan
dengan mengunjungimu, aku bisa menemukan mereka di setiap sudut kota. Murah,
nikmat, dan itu artinya surga dunia! Hanya di tempatmu ini aku bisa menjadikan
mereka sarapanku, makan siangku, sekaligus cemilan penutup malam.
Berharap menemukan kemacetan? Tidak akan! Apa karena kamu kota
kecil, sehingga macet merupakan barang langka? Bayangkan, waktu yang
kuperlukan untuk menjelajahimu setara dengan jarak antara tempat
tinggalku dengan pasar terdekat di Bandung. Dan kamu tahu?
Walau kadang harus menikmatinya, tapi aku sangat benci macet! Jalanan
di sini lengang, lebar, tanpa polusi. Bukan, bukan jarang ada
kendaraan, tapi memang orang lebih suka memakai kendaraan roda dua di
sini. Dan meski banyak bangunan yang sederhana, tidak megah, tapi
cukup terawat dengan rapi. Minus sampah atau coretan-coretan yang
tidak jelas.
Mungkin
bukan tepat di kotamu, tapi dengan mengunjungi kamu aku dapat keuntungan dengan
suguhan pantai di sepanjang jalan. Aku ingat, di masa kecilku hampir sebulan
sekali aku dan keluarga meninggalkanmu dan menuju pantai-pantai yang
bertebaran. Dari pagi ke sore, dan kembali kepangkuanmu lagi menjelang malam.
Kamu tahu, rencananya dalam waktu dekat aku akan kembali mengunjungimu, dan aku
akan beri tahu satu rahasia. Aku akan meninggalkanmu sebentar untuk mengunjungi
TELUK KILUAN dan menyapa lumba-lumba. Tolong, jangan iri.
Ya,
jangan iri. Meski lebih dari setengah hidupku kuhabiskan di kota Kembang, aku
akan kembali ke pelukanmu. Karena kamu adalah pilihan keluarga aku untuk
menghabiskan waktu. Meski mereka memaksa aku untuk mendiami dirimu juga, tapi
aku belum bisa. Bukan, bukan karena aku tidak suka. Yah meskipun aku alergi
dengan udara panasmu, tapi bukan itu. Aku masih harus menuntaskan studiku, dan
tentu saja setelah ini selesai semua terserah pada jodohku kelak. Tapi meskipun
begitu, aku masih tetap akan mengunjungimu. Terima kasih sudah menjaga
keluargaku.
No comments:
Post a Comment