Wednesday, January 29, 2014

GERBANG




source pinterest
“Ratri!!!”

Aku terlonjak kaget. Secepat kilat aku menegakkan punggung dan beringsut menjauhi lemari.

Tepat saat itu, pintu mengayun berdentam. Menghadirkan sosok wanita dengan riasannya yang norak di hadapanku.

“Kau ni benar-benar... Pengen rasanya aku injak-injak kepala kau yang tak ada isinya itu.” Aku memasang tampang bodoh, sia-sia. Sejurus kemudian kepalaku terayun oleh jari telunjuknya.

“Jangan kau pikir aku tak tau. Dia kasih tip berapa banyak?” Sial, wanita sundal ini tahu pak Arifin memberiku tips selesai aku melayaninya tadi.

“Dasar lonte. Kau kemanakan uang itu, ha?!” Kalap dia menggeledah bilikku. Lemari pakaian, kasur, apapun yang bisa menjadi persembunyian.

Tersisa satu tempat. Wanita itu menyadarinya dan melongok ke bawah lemari. Aku merapal doa, meski entah apakah Tuhan masih sudi mendengar.

Tak ada apa-apa.

Wajah wanita sundal memerah. “Awas kau!” Ia keluar dengan amarah.

Aku mengunci pintu, bergegas mencongkel ubin di bawah lemari.

“Irham...kau masih di sana?”

Terdengar isakan kecil. “Sssttt... jangan nangis. Cepat kau bawa uang itu dan belikan obat untuk Ibu. Janji?”


*ditulis untuk #CeritaKruBFG

Flash Fiction 161 kata, sesuai tanggal kelahiran Bookaholic Fund, 16 Januari.

No comments:

Post a Comment