Thursday, April 14, 2011

Dsylksia : Pt 1

Dyslexia (dibaca: dis-lek-see-ah) adalah salah satu bentuk learning disability. Seseorang yang disebut learning disabled memiliki masalah dalam memproses /kata atau angka. Ada beberpa jenis learning disabilities; dyslexia sendiri digunakan untuk menyebut seseorang yang memiliki kesulitan dalam belajar membaca, meskipun mereka cukup pandai dan termotivasi untuk belajar. Kata dyslexia berasal dari 2 suku kata dari bahasa Yunani, dys, yang berarti abnormal atau cacat, dan lexis, mengacu pada bahasa atau kata.
Dyslexia bukanlah penyakit. Melainkan suatu kondisi yang sudah ada semenjak lahir, dan biasanya merupakan keturunan dalam keluarga. Orang dengan dyslexia bukannya bodoh atau malas. Kebanyakan memiliki kecerdasan pada taraf rata-rata bahkan di atas rata-rata, dan mereka berjuang keras untuk mengatasi keadaan tersebut. Membaca merupakan tahapan yang terjadi secara berurutan dalam satu rangkaian:
  1. Memahami bagaimana bunyi membentuk huruf dan kata.
  2. Fokus pada tanda yang tercetak (baik itu huruf dan kata).
  3. Mengkoneksikan bunyi dengan huruf.
  4. Memadukan bunyi huruf ke dalam kata.
  5. Mengontrol pergerakan mata.
  6. Membangun image dan idea.
  7. Membandingkan ide baru dengan apa yang sudah diketahui.
  8. Menyimpan ide tersebut dalam memory.
Seseorang yang dyslexia berjuang pada tahapan-tahapan awal, sehingga membuat tahapan yang berikutnya menjadi lebih sulit bagi mereka. Keadaan ini membuat usaha mereka untuk membaca dan mengatasi dyslexia membuat otak mereka cepat merasa lelah.

Apa Penyebab Dyslexia?

Penelitian menuinjukkan bahwa dyslexia terjadi karena ada yang salah dalam kerja otak ketika memproses informasi. Seseorang dyslexia ketika membaca menggunakan bagian otak yang berbeda dengan orang yang tidak dyslexia. Juga bahwa otak mereka tidak bekerja secara efektif selama proses membaca berlangsung. Jadi, itu sebabnya mengapa membaca seperti sebuah pekerjaan yang sulit dan memakan waktu yang lama bagi mereka.
Banyak orang berpikir bahwa dyslexia mengakibatkan orang jadi membolak-balikkan huruf dan angka dan membaca kata dari belakang. Namun pembalikan susunan huruf cukup wajar sebagai bagian dari perkembangan baca, dan kerap terlihat pada beberapa anak sampai usia SD kelas 1-2. Masalah utama pada dyslexia adalah masalah dalam mengenali phonemes (dibaca: fo-neems), yang merupakan dasar pengucapan kata (bunyi "b" dalam "bata" adalah contoh fonem). Oleh karena itu, mereka kesulitan untuk membuat koneksi antara bunyi dan simbol huruf untuk bunyi tersebut, dan untuk meleburkan bunyi ke dalam kata.
Kondisi ini membuat sulit bagi mereka untuk mengenali kata-kata bahkan yang pendek atau familiar sekalipun, atau untuk melafalkan kata yang lebih panjang. Makna dari kata tersebut bahkan hilang, dan menyebabkan pemahaman bacaan menjadi lemah. Bukan hal yang mengejutkan bahwa orang dengan dyslexia bermasalah dengan ejaan. Mereka juga mengalami masalah dengan ekspresi menulis dan berbicara. Dyslexia adalah suatu language processing disorder, jadi bisa mempengaruhi semua bentuk bahasa, baik bahasa ucap maupun tulis.
Beberapa orang mengalami bentuk yang lebih mild dari dyslexia, sehingg a mereka mungkin mengalami kesulitan yang lebih sedikit dalam area bahasa ucap dan tulis. Beberapa orang membutuhkan usaha yang keras untuk mengatasi masalahnya. Untungnya, dengan bentuan yang sesuai, banyak orang yang dyslexia dapat belajar membaca. Mereka kerap menemukan cara berbeda untuk belajar dan menggunakan strategi tersebut di sepanjang hidup mereka.

No comments:

Post a Comment