Saturday, October 20, 2012

Jarak, jangan dipersalahkan






Jarak, jangan dipersalahkan.
Ia bahkan sudah di sana, lama sebelum kita putuskan bergenggam tangan dalam renggang.
Kita sudah menimbang. Kita sudah tetapkan.
Kita berjalan dengan kepal tangan. Tak sepantasnya sesal ada ketika jemari sulit bersentuhan.
Dekap, hisap setiap detak yang mengisi ruang selisih temu yang membentang.

Jarak, jangan dipersalahkan.
Sadarlah, Tuhan menciptakan tangan untuk melepaskan selain menggenggam.
Jadi tetap di sana, percaya satu hari lengan kita kembali erat berpagutan.
Mari jadikan jarak sebagai canduan, candaan ketika lelah menghimpit kebahagiaan.
Ia adalah bukti, bahwa ada kasih yang tak lelah berjuang.



-------

4 comments:

  1. hmmm...puisi ini, rasanya serasa mengulum gulali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah melongok postingan ini. Mengulum gulali? :)

      Delete
  2. hai Bety...i found you (again) here..
    aku inget kamu pas kita sama2 di review di #cerpenpeterpan inget? hehehe.. :)
    anyway...puisimu keren! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Risna. Nice to meet you (again) haha. Seems so long ago, ya. AKhir Juli ternyata. Nggak kerasa. Makasih atas apresiasi dan kesudiannmu berkunjung. Aku juga sudah menjelajahi beberapa karyamu. Nice. Kapan-kapan aku berkunjung lagi, ya. Secangkir juice tomat boleh lah disuguhkan. :D

      Delete