Friday, November 9, 2012

DI SINI PENGAP




source pinterest



Jangankan cahaya, pun udara akan sulit menyelinap masuk ke ruangan ini. Aku berani bertaruh. Huh! Jika tidak karena terpaksa, demi Tuhan aku tidak akan mau menjadi penghuninya. 

“Tapi Tuhan yang menyuruhmu. Ingat?” 

“Yayaya, aku ingat.”

Aku mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Debu tebal menjadi penghias. Ajaib pemiliknya masih hidup.
Iseng aku membersihkan sarang laba-laba yang bergelantungan. Kusapu lantainya meski tidak tahu buat apa. Mungkin saja dengan begitu aku akan merasa lebih nyaman.
Lihat, sekarang ruangan ini jauh lebih bersih. Namun tetap saja ada yang kurang. Cahaya. Udara.

Aku menghampiri satu-satunya jendela di ruangan ini. Berkarat. Dengan susah payah kucongkel hingga terbuka.

Nah, begini lebih baik. Jendela jiwa memang seharusnya tidak tertutup.

--
 Bisa ditemukan di
File under: Jendela
#111kata

No comments:

Post a Comment