Friday, February 18, 2011

PENGEMBANGAN KARAKTER SEMENJAK DINI UNTUK MEWUJUDKAN ETIKA PRIBADI DAN SOSIAL


Tentu saja, sudah kerap kita dengar pernyataan bahwa manusia adalah mahluk sosial, namun begitu apakah setiap manusia tahu bagaimana sebaiknya hidup dalam suatu masyarakat? Ada pepatah bahwa kita bisa ‘memindahkan’ manusia dari suatu masyarakat, namun tidak sebaliknya. Sebagai individu pribadi tentu masing-masing dari kita memiliki dorongan kebutuhan, motivasi tertentu yang harus dipenuhi dalam kehidupan. Untuk bisa berhasil mencapai tujuan, ada 3 hal yang harus ditegakkan, yaitu :
§ keep action: jika kita memiliki tujuan, maka kita harus ada aksi sebagai suatu usaha mencapainya. Jadilah individu yang tidak hanya aktif, namun juga proaktif.
§ never give up: masalah atau hambatan akan selalu ada dalam proses kita mencapai tujuan. Yang membedakan antara individu yang ‘berhasil’ dan yang ‘tidak’ adalah upaya untuk terus berusaha dan mengatasi hambatan tersebut.
§ be flexible: setiap hal memiliki dinamika prosesnya tersendiri, oleh karena itu kita tidak bisa selalu menerapkan pola yang kaku. Jadilah individu yang fleksibel pada berbagai situasi.

Selain itu, ada hal-hal penting yang juga disoroti dalam rangka pengembangan diri menjadi individu yang berhasil, yaitu:
§ Berlatih menjadi individu yang kreatif.
§ Lakukan kategorisasi.
§ Belajar mengenai filsafat hidup.
§ Internal Locus of control

Agar kita berhasil dalam kehidupan pribadi dan masyarakat, ada sikap atau manner tertentu yang harus kita miliki. Kita sadar mengenai masyarakat atau kehidupan sosial, namun terkadang ada beberapa dari kita yang tidak awas atau tidak perduli terhadap etika sosial yang ada, terutama yang tidak tertulis. Mengapa ada perbedaan? Apakah ini berhubungan dengan kultur sosial ? Apakah karena kultur sosial yang berbeda maka tidak semua individu menyadari etika sosial dengan cara yang sama? Padahal ada prinsip-prinsip dasar kehidupan yang harus kita tegakkan di kehidupan sosial manapun kita berada, yaitu:
1. Etika, yang merupakan dasar kehidupan sehari-hari.
2. Kejujuran dan integritas.
3. Tanggung jawab.
4. Hormat pada aturan dan norma masyarakat.
5. Hormat pada hak orang lain.
6. Cinta pada pekerjaan.
7. Berusaha keras untuk menabung dan invstasi.
8. Mau kerja keras (dan kerja cerdas – tambahan penulis)
9. dan Tepat waktu.

Jelas etika menempati urutan pertama pada prinsip dasar kehidupan karena ia merupakan dasar kehidupan kita sehari-hari, tidak perduli apapun ras, profesi, dan budaya sosial kita. Namun mengapa tampaknya sulit untuk direalisasikan suatu etika sosial yang konsisten? Jelas sekali bahwa etika sosial yang konsisten diwujudkan oleh masyarakat yang ber-etika dengan pilar utamanya adalah etika yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Bagaimana menerapkan etika yang konsisten? Kembali lagi kita akan bersingunggan dengan karakter. Karakter yang kuat dari masing-masing pribadi akan menguatkan penerapan etika dalam kehidupan sebagai mahluk sosial. Pengembangan karakter ini sejogyanya dilakukan semenjak dini, terutama melalui pendidikan karakter baik di rumah maupun institusi formal seperti sekolah. Di sinilah seorang psikolog anak dan pendidikan diperlukan, bagaimana merancang suatu proses pengembangan karakter anak dalam kegiatan yang terintegrasi.

Menurut pandangan penulis, proses pengembangan karakter tidak bisa terlepas dari proses yang terjadi dalam diri (pemahaman dan motivasi); serta lingkungan (konsekuensi, lingkungan yang konsisten dan persisten, serta model). Jika dikaitkan dengan prinsip-prinsip dasar kehidupan, ada beberapa karakter yang bisa dikembangkan semenjak dini, diantaranya yaitu:
  1. Minat mencari tahu
  2. Percaya diri
  3. Antusias
  4. Mandiri
  5. Tanggung jawab
  6. Inisiatif
  7. Menghargai dan menghormati
  8. Empati
  9. Toleransi
  10. Beriman kepada Tuhan
  11. Kejujuran

Sebaiknya karakter yang akan dikembangkan tersebut dikemas dalam kegiatan sehari-hari, dimana kegiatan dirancang sedemikian rupa dengan memasukkan nilai-nilai tersebut. Proses yang terjadi mungkin tidak disadari oleh anak, namun dengan pengenalan dan memberikan definisi/penjelasan diharapkan anak menjadi terbiasa dan berproses dalam kehidupan mereka.

§ Kognitif : Definisi karakter A à cerita buku, nonton film, bermain peran, lagu karakter, games karakter.
§ Psikomotorik : Memberikan stimulasi dg harapan karakter A akan muncul
§ Afektif : Lakukan pembahasan kembali mengenai seberapa banyak anak bisa mendapat manfaat dari perilaku karakter A à beri apresiasi dari perkembangan karakter A pada anak. Anak bisa diarahkan untuk mengapresiasi perilakunya sendiri.

Sejalan dengan proses pengembangan karakter, anak pun bisa diajak untuk mempelajari prinsip-prinsip etika sosial dalam kehidupan bermasyarakat, dimulai dari sekolah, misalnya:
1. Berbagi
Berikan penjelasan kepada anak bahwa kita adalah makhluk hidup yang merupakan masyarakat yang bersimbiosis. Imbasnya, kita perlu untuk berbagi. Inilah prinsip sosial pertama yang perlu dipelajari. Namun begitu, ingatkan untuk berbagi sesuai dengan porsinya dan lakukan secara timbal balik, langsung maupun tidak.
2. Pujian / Apresiasi
Ajak anak untuk melakukan apresiasi terhadap bakat atau capaian orang lain.
3. Partisipasi
Partisispasi bisa dimulai dari masyarakat maupun dalam level nasional dan global. Ajarkan anak untuk berpartisipasi sesuai dengan bidang atau kemampuannya. Etika sosial menuntut kita untuk melakukan usaha kolektif dalam mencapai tujuan bersama. Diharapkan setelah dewasa, ia bisa menyadari hak dan kewajibannya sebagai warna negara untuk berpartisipasi secara aktif.
4. Asertif
Ajak anak untuk berani mengungkapkan pendapat dan mempertahankan hak mereka jika mereka berada dalam jalur yang memang benar. Disinilah anak belajar memupuk integritas mereka, bahwa apa yang mereka ucapkan dan lakukan adalah dua hal yang sejalan.
5. Penerimaan
Semejak dini, anak belajar untuk menerima dan tidak melakukan komplain terus menerus terhadap keadaan. Jika keadaan tidak sesuai dengan harapan, ajarkan anak untuk melakukan hal-hal yang bisa membuat situasi sosial berubah menjadi lebih baik, sekecil apapun itu.

Memang isu etika sosial ini adalah subyek yang kompleks, dan proses yang cukup panjang untuk membangun pribadi dan masyarakat yang beretika secara konsisten. Namun diharapkan, dengan kesadaran akan pentingnya pengembangan semenjak dini, ini bukanlah hal yang mustahil bagi masyarakat kita. Sehingga suatu hari nanti akan terwujud negara Indonesia yang beretika sama seperti halnya negara maju lainnya di dunia.

No comments:

Post a Comment