Friday, September 7, 2012

INI HANYA JARAK, BUKAN HATI




Kita berdua duduk saling berhadapan tanpa hadir untaian kata untuk waktu yang lama. Hanya saling membentuk simpul pada bibir menjadi senyuman, lalu mengirimkannya dalam diam.

Matamu masih menatapku yang membiarkan mataku menatapmu. Sejak kapan mata kita saling memiliki ketertarikan yang begitu terlalu?

Lalu sekedip terasa matamu tumpul, seakan ingin mengistirahatkan dirinya di atas meja. Aku tahu kamu lelah. Tapi kamu yang memaksa adanya pertemuan ini.

Hujan menghantam jendela luar serupa drummer yang dengan monotonnya menggebuk simbal. Bola-bola kecil berisi air menggantung sejenak sebelum meluncur ke bawah kaca.

“Malam ini sungguh dingin dan awan kelabu berputar di atas langit seolah ingin menerkamku,” katamu tersenyum.

“Katakan pada langit, mereka salah memilih mangsa. Mereka sedang mempertanyakan kesungguhan kita menjaga satu sama lain.” Aku menatap bola matamu dengan sungguh-sungguh lalu meremas sebuah gumpalan serbet menjadi bola. Membuatnya semakin ketat dan ketat.

“Jika aku mengirimkan bola ini pada penguasa langit dan berkata, Tolong hentikan waktu, apakah Ia akan mendengar?” tanyaku.

“Diamlah. Dan hanya tatap aku. Kita tak perlu orang lain untuk menghentikan waktu,” jawabmu dengan tatapan yang tak lagi layu.

Mata kita sedang jatuh cinta. Lintasan iris mereka selaras pada saat itu, dan keduanya mencoba saling membaca. Hanya untuk menemukan jangkauan harapan mereka akan pergi sejauh apa.  

“Kamu menangis?” Tanyamu saat melihat mataku memerah.

Aku menyesap teh yang ada di hadapanku. Kubiarkan irisku bersembunyi di sudut mata untuk menghindari tatapmu. “Bolehkah aku meminta langit untuk selambat ia mampu menikam matahari?” Tanyaku lamat-lamat.

“Lalu, bolehkah malam ini aku meminta langit untuk tidak terlalu cepat menyunting dan menikahi matahari?” Matamu memandangku jenaka.

Aku merajuk. Mencurutkan kedua bibirku dan kembali menatapmu dengan sendu.

“Berhentilah menatapku seperti itu. Atau aku akan menambang rindu dari lubuk perasaan terdalam. Menguntainya dengan benang harapan terkuat. Lalu mengirimkan padamu dari sela bintang yang cemburu. Tanganmu berusaha meraih belahan jiwanya dari topangan daguku.

Keheningan kembali menyelinap berusaha mencuri celah di antara kita. Hujan di luar perlahan mulai bosan bermain-main dan memutuskan berhenti menyetubuhi bumi.

Kamu mengambil gitarmu dan mulai mengalunkan sebuah tembang rindu. Jari-jarimu selalu lincah bergerak seakan tak ingin aku tangkap dan aku sekap dalam satu nada tertentu.

Hey there Delilah
Don't you worry about the distance
I'm right there if you get lonely
Give this song another listen
Close your eyes
Listen to my voice, it's my disguise
I'm by your side

Lalu kita dikejutkan oleh dentangan jam yang menghentakkan jeritannya sebanyak dua belas kali. Ini waktumu.

Aku menyodorkan sebentuk kue berukuran kecil yang kamu tahu telah kubuat dengan penuh cinta. Lalu menyalalah lilin di puncaknya.

“Tiup lilinnya,” pintaku.

“Kita lakukan bersama-sama,” harapmu.

Hembusan hangat meluncur dari mulut kami. Menerjang hawa dingin yang begitu menggigit. 

“Selamat menambahkan angka dalam kolom usiamu. Dan aku ingin kamu tahu, sampai saat ini kamu selalu ada dalam doaku.” 

“Aku tak bisa mengharapkan lebih dari itu. Hadirmu di sini lebih dari cukup untukku tahu bahwa aku memiliki harta tak ternilai. And honey, listen to me well. Distance is nothing. We have this faith to guide us through this journey. We are going to make our happiness happens, whether the world likes it or not. And forget about the distance.” 

Tangan kita saling bertaut. Aku merasakan setruman yang memabukkan pada saat jariku menjelajahi setiap inci wajahmu di layar. 

Aku tersenyum. “Selamat ulang tahun, Tampan. Dua tahun lagi?”

“Dua tahun lagi.” Lalu kamu mengirimkan kecup untukku.

Tidak. Aku tidak menangis. Aku hanya kelilipan debu tanah sehabis hujan. Jangan salah paham. Dan bintang yang bergerak naik ke langit tidak menatapku cemburu. Mereka saling berpelukan.

--

Interpretasi dari lagu "Hey There, Delilah" oleh Plain white T'S.
Didedikasikan untuk ZMA. Selamat ulang tahun. Baik-baik di sana. 

No comments:

Post a Comment