Tuesday, September 4, 2012

AKU HANYA SEDIKIT KHAWATIR




Bukannya aku tak menyadari bisik-bisik yang beredar, berdengung seakan sekumpulan lebah berusaha mengusir siapapun yang mengganggu sarangnya. Semakin lama semakin memekakkan gendang telinga. 

Bukan juga aku berpura-pura tak merasakan hunusan entah berapa lusin nyinyiran yang dibawa dengan kurang ajarnya oleh angin tepat ke punggungku. Mematri setiap huruf dengan sakitnya. GILA.

Bukan pula aku tak paham tatapan iba yang dikirimkan oleh berpasang retina yang berkata, ”Adakah yang bisa kami lakukan untuk membantumu?”

Lalu aku akan menyimpulkan senyuman manis, menegaskan bentuk pupil mataku, sedikit menggoyangkan kepala ke kanan, dan menyentuhkan telapak tanganku ke bahu mereka. “Jangan khawatir, semua baik-baik saja. Kami hanya butuh waktu berdua.”

Dan kemudian mereka akan pergi. Tidak mengganggu lagi. Meski aku yakin hanya untuk sementara.

Padahal tidak ada yang salah dengan ini. Mencintaimu selamanya, apa yang tidak benar?

--

“Selamanya?”
“Selamanya.”

“Patutkah aku bertanya demi apa?”

“Layakkah aku menjawabnya?”

“Jangan pernah berani meninggalkan aku.”

“Meski aku harus mengunjungi surga buatan penciptaku?”

“Mengapa kita tak bisa menjadi pencipta atas surga kita sendiri?”

Kamu menahan amarahku. “Jika aku meninggalkanmu maka kau bisa pegang setiap perkataanku.” 

Aku mendekatkan wajahku ke arahnya. Dia serupa dementor yang gagal menjalankan tugasnya saat meniupkan kembali berjuta partikel kebahagiaan.

“Aku tak akan meninggalkanmu dengan kepedihan atau kemurkaan. Aku akan meninggalkanmu tanpa ada jejak yang kutinggalkan. Aku akan membawa segenap milikku dan apapun milikmu yang dapat mengingatkan akanku. Kupastikan kamu tidak lagi merasakan bahwa aku pernah ada di hidupmu. Sampai waktunya kita kembali bersama.”

“Mengapa?

“Agar kamu bisa mengisi hatimu kembali. Agar kamu bisa melanjutkan hidupmu tanpa perlu menangisi setiap bertambahnya waktu di antara kita.”

“Baiklah. Hanya pastikan kamu pergi setelah aku puas mengabdi.”

Lalu kita tertawa bersama. Dua lengan kita saling berpagutan. Menggoreskan dua nama di hamparan pasir pantai. Arion-Aretha.

--

Sungguh aku bersumpah, kita adalah sepasang manusia dalam surga yang nyaris sempurna. Satu-satunya yang salah adalah kau melupakan janji yang pernah kita ikrarkan.

Kau pergi dengan tiga kealpaan. Kau lupa membawa serta lubang yang sangat dalam di hatiku hingga aku tak mampu mengisinya dengan yang baru. Kau lupa membawa separuh jiwaku yang telah kau tasbihkan sebagai milikmu. Dan kamu lupa membuat aku memenuhi janjiku.

Jika pagi ini seperti biasa aku menyambangi peraduanmu, menafikan bau busuk dari kulitmu, menciummu dengan mesra, dan berkata, “Cuaca hari ini cerah. Bangunlah. Kemeja biru akan cocok untukmu.” Jadi katakan apa yang tidak benar?

Ah, mungkin yang tidak benar adalah segerombolan orang yang mendobrak pintu dan membawa tubuhmu ke surgamu yang baru. Mereka berjanji, kamu akan baik-baik saja. Tapi aku hanya khawatir. Apakah kamu benar menuju ke sana? Benarkan kita akan bersua di tempat yang sama?

But I'm scared that you won't be waiting on the other side.


--

Sebuah interpretasi atas lagu Dark Paradise oleh Lana Del Rey.

No comments:

Post a Comment