Sunday, March 15, 2015

Tongkat, Air, dan Tanah Surga


“Orang bilang tanah kita tanah surga. Tongkat, kayu, dan batu bisa jadi tanaman,” ucap Ki Somad pada bocah perempuan di suatu petang.
“Tanah kita ini?” Mata bocah berkilat, tak percaya. Ki Somad terkekeh. Ia mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah retak. Musim sudah memasuki penghujan. Namun kemarau yang berkelanjutan membuat lahan di dusun menjadi tandus.
“Seharusnya begitu. Tapi tak ada air…”
“…kalau ada air, sedikit saja, apa bisa?”
Ki Somad berpikir. Kilat berpindah ke matanya. Ia punya tongkat. Ia bisa menghasilkan cairan. Sementara sang bocah memiliki tanah surga.
“Kita bisa menumbuhkan sesuatu, Nduk. Tapi kita harus bekerja sama.” Bersemangat, Ki Somad menuntun sang bocah masuk ke dalam kamar.
Di luar langit sudah gelap.

No comments:

Post a Comment