Sunday, April 8, 2012

APA DONG (YANG MEMBUATKU TAK BISA MEMILIKIMU)?


“Apa, San? Apa yang masih membuatmu ragu? Aku pikir setelah aku melakukan ini semua, kamu bisa semakin percaya kalau aku sungguh-sungguh!” 

Aku memukul dada Sandy sekeras mungkin. Tubuhku mulai melemah.

“Maaf, Van. Meski aku sayang kamu, tapi kita sama-sama tahu bahwa…kita nggak akan bisa.” Sandy mulai melangkah mundur.

“Karena apa, San? Karena ini?” aku menunjuk sesuatu di tubuhku yang bahkan semakin membuat tangisku menjadi.

“Ya, Van. Iya. Dan aku mohon maafkan aku. Betapa keras kita berusaha, tetap tidak akan bisa.” Sandy membalikkan badannya.

Di pintu, ia berhenti sejenak. Kembali menghampiriku dengan sedikit tergesa. Ia memeluk tubuhku yang kaku. 

“Maafin aku Van. Kamu bisa bilang aku egois. Tapi ini juga aku lakukan buat keluarga aku.”

Lembut ia mengusap punggungku. Kemudian pergi. 
Dan aku tahu, ini akhirnya.

Sandy memutuskan untuk meninggalkanku. Setelah bertahun lamanya kami berjuang. Kami sama-sama tahu bahwa kami tercipta untuk melengkapi satu sama lain. Saling menjaga. Hingga akhirnya saling menyayangi. 

Dari awal sebagai teman, tumbuh rasa ingin memiliki. Meski awalnya kami saling menolak. Tapi rasa ini terlalu kuat.

Bertahun kami simpan. Dan semua orang hanya tahu bahwa kami sekedar berteman.

Sampai setahun lalu. Aku mengambil keputusan besar. Keputusan terbesar dalam hidupku. Bertransformasi menjadi aku yang lain. Demi kebahagiaan kami berdua.

Meski terkejut pada awalnya, namun Sandy bahagia. Ya, aku berharap pengorbananku tidak akan sia-sia. Doa bahwa Tuhan dan keluarga akan memaafkan dan mengerti keputusanku, tidak habis aku kirimkan. 

Tapi ini impianku. Ini kebahagiaanku. Apa salah? Apa lagi yang harus aku lakukan untuk bisa memilikinya? Bersanding dengan Sandy tanpa tanya dari semua?

Aku bahagia. Dia bahagia. Kami bahagia. Dan semua yang melihat kami tidak akan punya prasangka.

Namun setelah semua yang aku lakukan, ini akhirnya.

Ketakutan terbesarku. Hal yang tidak akan mungkin bisa aku berikan untuk Sandy, meskipun begitu keras aku berjuang.

Keturunan.

Perlahan aku memeluk album kenangan kami berdua. Yang mengukir kisah kami dari pertama berjumpa.

Sandy – Vania (2011)
Sandy – Rivan (2002)

taken from genderfork.com



No comments:

Post a Comment