Monday, November 11, 2013

Mantra



Mantranya sederhana. Tapi di antara semua yang kubutuhkan, mantra itulah senjata pamungkasnya. Tanpanya mungkin persiapan yang kulakukan akan sia-sia. Seperti tahun lalu, tahun yang entah kapan dulu.
Kali ini aku membuat dua persiapan, untuk orang yang berbeda. Mantra yang sama untuk keduanya. Meski repotnya berlipat, tak mengapa.  
“Yakin sudah kau masukkan semua?” Nenek duduk di sampingku.
“Sudah, Nek. Foto, surat-surat, barang kenangan mereka berdua. Tinggal dikirimkan,” aku menjawab sambil menatap dua alamat berbeda.
“Mantranya?”
Aku mengerling, mengingat apa yang sudah kutuliskan dalam dua surat.

Ayah, Bunda. Lebaran kali ini aku ingin merasakan damai dalam dekap kalian. Pulanglah.
Semoga sihirnya bekerja.

--

Diikutsertakan dalam #FF100Kata

No comments:

Post a Comment