Friday, November 8, 2013

Mereka Memutuskan Aku Yang Selanjutnya



 “Ia milikku satu-satunya.”
“Kami pernah berkorban. Sekarang giliranmu atau kita semua mati!”

Perdebatan di balai desa menghasilkan keputusan. Akulah berikutnya. Gagal panen membuat warga sepakat ini saatnya mengorbankan perawan pada Naga Kolong Nyowo untuk menghentikan bencana. 

Sedari sore warga tegang menunggu kemunculannya di rumahku sembari merapalkan mantra dan menabuh gending. Ibu tak henti menangis dalam bilik. Aku hanya bisa gemetar di atas panggung. Kekasihku memilih tak datang. Jika saja aku memiliki bapak, mungkin ia akan melindungiku.

Ia datang menjelang fajar. Sontak gending terhenti. Ia menghampiriku, mengendus, lalu bergerak secepat kilat ke dalam rumah.

Sejurus kemudian, jeritan dari dalam bilik terdengar. 

--- 


Diikutsertakan dalam #FF100Kata
 

No comments:

Post a Comment