Wednesday, February 26, 2014

C’ést La Vie


Bonjour, stranger in Paris.

Tahukah kamu bahwa Bandung pagi ini serupa penghujung musim semi di Paris, Ed? Sekira 18 derajat Celcius. Setidaknya di tempatku saat ini. Alhasil aku memilih menikmati secangkir cokelat hangat sembari bergelung dalam selimut di sofa dekat jendela belakang yang menghadap taman. Kamu masih ingat, kan? Iya, itu tempat favoritmu saat ketika kamu berkunjung ke kediamanku. 

Jadi kamu sudah menikmati beberapa Paris cuisine, Ed? Ah, c’est bon! Tapi mengapa French fries? Jangan bilang kamu lebih tertarik menikmati kentang goreng berbalur saus alih-alih L’Atelier Maitre Alber. Itu kan salah satu impian kita. Menikmati kuliner kelas dunia di Champs-Elysee atau sekadar menikmati kafe pinggir jalan sambil melihat orang lalu lalang berbicara dengan aksen Prancis yang seksi. Oh...Jangan bilang keanggunan Paris membuatmu begitu terpukau sampai lupa segalanya. Terkadang keindahan yang terlalu bisa begitu membahayakan, ya? C’ést la vie, Ed.

Bicara mengenai keindahan, saat ini aku sedang memandanginya. Tergantung manis pada dua manekin. Dua kebaya yang begitu cantik dan kuyakin memiliki daya magis yang mampu membuatku tampil berbeda saat aku mengenakan mereka. Satu yang berwarna gading akan kugunakan untuk akad. Dan satu lagi perpaduan cokelat emas dan biru untuk resepsi malam harinya. Keduanya tidak mewah, tapi begitu anggun. Kau kan tahu aku tidak menyukai sesuatu yang berlebihan. Namun kupikir mereka akan sangat cocok kukenakan di pesta kebun nanti. Ya, Ed, resepsi kami mengadopsi konsep pernikahan impian yang pernah terlontar dalam obrolan iseng kita di suatu senja yang lalu. 

Ah, mengapa aku jadi mengungkit ingatan? Seperti rintik hujan pagi ini memberi andil meski tak sepatutnya ia dipersalahkan. Tapi percayalah, Ed, saat ini aku tersenyum. Aku begitu bahagia atas anugerah yang begitu indah yang aku terima. Tuhan begitu baik, bukan? Ia membahagiakan kita dengan caraNya, terkadang tanpa bisa kita duga.

Dan demi kebahagiaan yang sedang melingkupiku, izinkan aku menggoreskan sebuah rima untukmu.

Ed, you made me happy when i was sad
You calmed me down when i was mad
Everything you've done and said
Sweetest memory i've ever had

Merci beaucoup, Ed. Terima kasih untuk semua kenangan yang begitu indah.

Bandung, Paris Van Java, 26 Februari 2014
-uber happy bride to be-


***
balasan dari http://dennyed.blogspot.com/2014/02/sempat-erat.html?m=1

No comments:

Post a Comment