Saturday, February 1, 2014

Surat Penuh Sesak




Tuhan aku tahu Engkau adalah Sang Maha. Aku percaya, semua yang terjadi adalah kehendakMu, tidak tanpa alasan dan bukan tanpa tujuan. Engkau menciptakan masa lalu untukku, agar aku memiliki masa depan. Dan hanyalah salahku, Tuhan, jika saat ini satu langkahku tertahan di belakang.

Aku bukannya tidak ingin lepas dari apa yang pernah terjadi.  Tapi bukankah memang masa lalu adalah salah satu yang membentukku menjadi aku saat ini? Dan bukan pula aku tak ingin menjelang masa depan, jika untuk saat ini masih begitu banyak hal yang harus aku pikirkan.

Saat ini, Tuhan, pikiranku sesak, dadaku sesak, kantong mataku sesak. Semua tersebab ketiba-tibaan yang begitu tiba-tiba. Meski aku meyakini, tidak ada sesuatu pun di luar rencanaMu. Mungkin aku yang belum siap, tapi yang pasti aku tidak menyalahkan waktu yang begitu mendesak. 

Tuhan, jika ada satu permohonan yang patut untuk aku panjatkan, maka kumohon jadikanlah aku pribadi pemberani. Berani untuk meninggalkan, berani untuk memaafkan, berani untuk mengambil keputusan, berani untuk menyatakan perasaan, berani untuk menjelang kebahagiaan. Berani untuk melangkahkan kaki ke depan.

Untuk segala yang terjadi padaku, Tuhan, aku berterima kasih. Kau memberiku pembelajaran dan kesempatan yang begitu berharga. Semoga aku senantiasa bisa mengambil makna dari apa yang telah dan sedang terjadi, termasuk ketiba-tibaan yang telah mencampuradukkan perasaanku saat ini.

--
1 Februari 2014
Ditulis dalam keadaan gundah yang sesungguhnya

2 comments:

  1. Aamiin. Terima kasih sudah singgah, Sari. Terima kasih juga atas doanya. :')

    ReplyDelete