Thursday, January 17, 2013

Berhenti Bertanya dan Nikahi Aku Sekarang!!!




Kepada:
Lelakiku yang (mungkin)sedang membaca

Lelakiku…
Dulu kamu bertanya bagaimana cara menundukkanku. Ah, mengapa harus menundukkan? Bukankah cinta seharusnya mengenai kesetaraan? Di mana kedua belah pihak sama-sama menepukkan tangan. Tidak ada yang melebihi, dan tidak ada yang kurang. Tak ada yang harus menatap telapak kaki atau menengadahkan kepala saat ingin bertukar kasih sayang. Aku menghormati kamu sebagai imam dalam menyusuri jalan kebaikan. Kamu menghormati aku sebagai salah satu usahamu mengabdi pada Tuhan.

Lelakiku…
Kamu bertanya bagaimana cara meyakinkanku atas rasamu. Ah, mengapa harus aku dulu yang yakin? Bagaimana dengan perasaanmu sendiri? Sini aku beri tahu satu rahasia. Meyakinkan aku untuk mencintaimu itu mudah. Kamu hanya butuh meyakinkan dirimu untuk mencintaiku. Jika itu terjadi, tak akan sulit membuat keyakinanku menebal. Setipis itu keyakinanmu, serapuh itu milikku. Ya, kira-kira sesederhana itu,

Lelakiku…
Kamu mulai bertanya di mana aku ingin tinggal nantinya. Lucu, apa harus aku robek dadamu dan mengatakan bahwa di hatimu lah aku ingin bersarang? Kamu tidak perlu mengorbankan kesehatan dan waktumu dengan keluarga demi menggundukkan uang untuk membuatkanku istana. Karena aku hanya ingin hidup bersahaja denganmu tanpa ada tembok tinggi dan para pengawal yang akan mengawasi. Kita akan mampu saling menjaga satu sama lain, bukan? Jangan ragu, kau boleh anggukkan kepalamu.

Lelakiku…
Kamu kembali bertanya sampai kapan kita akan tetap bersama. Untuk bisa menjawabnya, kamu harus berkenalan dengan Setia. Bersahabatlah dengan dia. Karena Setia yang menyediakan buku janji suci yang akan kita tulis berdua. Jangan pernah mengkhianati Setia, atau dia akan marah dan merobek buku janji suci kita. Dan jika saat itu tiba, mungkin kita harus memulai dari awal jika ingin kembali bersama. Ah, kamu mengkhawatirkan maut? Tidakkah kamu percaya Tuhan selalu punya cara untuk menyatukan dua hati yang sungguh-sungguh saling mencinta?

Lelakiku…
Mengapa kamu bertanya sebaik apa kamu dibandingkan sang masa laluku? Siapkah kamu atas jawaban bijak jika aku bertanya hal yang sama? Jadi mari kita buat kesepakatan, biarlah itu menjadi rahasia yang kita simpan dalam kenangan. Kita boleh saling membantu menggemboknya. Kita boleh saling menjadi pemegang kunci atasnya. Karena saat kita memutuskan untuk menyatu dalam ikatan suci, maka itu adalah saat di mana kita berhenti membandingkan sang masa lalu dengan kamu dan aku kini. Tak ada lagi terucap nama. Meski dalam candaan ketika terjadi perbedaan pendapat antara kita.

Lelakiku…
Lucu adalah ketika kamu bertanya apakah aku akan tetap mencintai kamu yang tua. Jika aku menjawab tidak, lalu kamu mau apa? Apakah perlu aku beri tahu dunia bahwa aku mendamba untuk menua bersamamu? Bahwa aku ingin tergopoh-gopoh berpegangan tangan denganmu demi agar kuat menggendong cucu? Bahwa aku ingin kita berjalan menyusuri halaman belakang saat senja, berakhir dengan membuka album lama lalu menertawai betapa serunya perjalanan kita?

Lelakiku…
Bisa berhenti bertanya dan nikahi aku sekarang?

Tertanda,
Perempuanmu
 
bety

4 comments:

  1. bagus banged..


    kunjungi jga donk blog q
    http://fachzaina.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, Zaina. Btw aku sudah berkunjung ke blog-mu. Wah banyak sekali ya tulisannya. Meriah. Keren. :)

      Delete