Thursday, January 17, 2013

Sambungan Hati Jarak Jauh

toptiermedia.com



JHON
Minggu, 25 Nopember 2012

Harus diakui, Bagus memiliki kemampuan lobby yang cukup canggih. Belum satu jam dari mulai memaparkan rencana proyek kami, persetujuan rekanan bisnis terlihat sudah dalam genggaman tangan. Hanya tinggal dimatangkan lebih lanjut, pengerjaan proyek perumahan untuk kalangan menengah di Bandung ini dapat dimulai. Sekarang waktunya untuk makan siang.

Aku memesan steak Salmon dan jus wortel. Sudah cukup aku meminum satu gelas besar kopi hari ini. Sambil menunggu pesanan datang, Bagus melanjutkan obrolan ringan dengan pak Albert, rekanan kami yang berasal dari Jakarta, mengenai Bandung. Sejujurnya aku ingin sekali membuka buku sketsa milik Darlene yang ditemukan Bagus ketika ia akan duduk di kursi yang sebelumnya diduduki Darlene. Aku mengaku bahwa itu milik temanku dan memasukkan ke dalam ransel sebelum Bagus bertanya lebih lanjut. Dalam kepenasaranku untuk membuka buku itu, aku sesekali menimpali obrolan Bagus dan pak Albert sambil memainkan gadget. Iseng aku membuka aplikasi tweetcaster. Lalu aku melihat tweet dia di sana.

secretdarling Today is suck! THANK YOU. Why make things so difficult!?! WHY RUIN MY LIFE EVEN MORE?!
11:30am, Nov 24 from HootSuite 

Dhee, salah satu teman yang ku kenal dari dunia maya. Aku mengenalnya setahun lalu saat menjelajahi internet melihat-lihat foto bangunan. Aku terdampar di tumblr miliknya yang sebagian besar berisi postingan foto objek-objek yang diambil dari jalanan. Street photography. Foto yang ia ambil indah, membuat aku mem-follow Dhee. Beberapa kali aku meninggalkan komentar berisi kekagumanku atas karyanya dan betapa aku menantikan postingan selanjutnya dari dia. Ia selalu membalas komentarku dan mengucapkan terima kasih. Dari tumblr-lah perkenalan kami berlanjut ke twitter ini. Ternyata ia tinggal di Bandung juga. Meski begitu ia lebih memilih untuk tidak memaparkan dulu identitasnya. Untuk kepentingan pekerjaan, begitu ia berkilah. Aku menghormati keputusannya. Yang aku tahu hanyalah, ia wanita (baik) yang bertalenta.

Aku mengetuk deretan huruf di layar gadgetku.

RestlessJ @secretdarling Hey, what’s up? Take a deep breath. :)
11:51am, Nov 24 from Tweetcaster for Android

Lama aku menantikan reply darinya. Tak kunjung ada. Tiba-tiba teleponku berdering. Kris, adikku.

“Ya, Bro? Ada apa?”

“Jhon, Inang ini. Pakai telepon Kris. Apa kabar kau? Lagi di mana kau ini? Tak kangen kau dengan Inang, hah?”

Gawat! Ibuku. “Aku baik-baik, Inang. Ini lagi di PVJ.”

“Lagi main kau rupanya? Kencan kau? Sama siapa? Kenalin lah ke sini.”

Duh. Ibuku belum berkurang juga cerewetnya. “Ish.. Kencan macam mana pula, Inang?” Bagus menghentikan bicaranya dan membelalakkan mata menahan tawa ke arahku. Pak Albert hanya tersenyum. “Aku lagi dengan Bagus dan rekan bisnis. Inang ada yang mau dibicarakan kah?”

Ibuku mulai menceracau lagi.  “Main dengan Bagus terus kau ini. Tak mau cari cewek kau?” Ibuku mendengus. “Ingat Jhon, Inang cuma mau ingatkan. Pulang Natal nanti kau harus bawa calon istri.” 

Aku meringis. “Ya, Inang. Nanti aku pikirkan lagi lah tentang itu. Sudah ya, aku makan siang dulu ini. Inang makan juga lah. Salam buat keluarga di sana.”

Dan mendadak steak Salmon dan jus Wortel yang diantarkan pelayan tak lagi menggugah seleraku.

---

Aku menghempaskan tubuhku ke atas sofa sambil melemparkan ranselku. Ocehan Inang tadi siang sukses membuat kepalaku pening. Puji Tuhan olok-olok Bagus yang meminta pak Albert mengenalkan wanita untukku bisa membuatku sedikit tertawa. Tiba-tiba aku teringat buku sketsa milik Darlene yang masih berada di dalamnya. Aku meraih tasku dan mengambil buku bersampul kulit itu. Oh, jadi nama kekasihnya Evran. 

Harus kuakui, sketsa bikinan Darlene luar biasa. Aku menebak, ia bekerja di bidang yang berhubungan dengan seni. Atau setidaknya memang memiliki bakat yang sangat besar dalam bidang menggambar. Detailnya sangat halus dan proporsional. Aku termangu. Hampir di setiap pojok kanan bawah tertulis Much Love, Darlene.

Aku tertawa miris. Yea right, kepalaku bertambah pusing saja. Makanya Jhon, jangan berharap terlalu tinggi!

Tiba-tiba notifikasi gadgetku berbunyi. Message dari Dhee. Menit- menit berikutnya kuhabiskan dengan tersenyum sambil menatap rangkaian kata yang dituliskan Dhee.

Ya, tentu saja. Mungkin bukan Darlene, tetapi Dhee, yang dikirim Tuhan untuk mengisi hatinya. Bukankah tanda-tanda itu sudah ada selama ini, Jhon? Kamu memuja karya Dhee. Dan sekarang kesempatan bertemu dengannya begitu terbuka. Hey, siapa tahu pribadinya pun mempesona? Lalu dengan nekat kuketik ajakan untuk bertemu. 

Tak kusangka, Dhee setuju.

Hey twitter, mungkinkah ini akan menjadi awal penyambung hati kami?

---

_bersambung_


2 comments:

  1. hahaha, suka sama tokoh ibunya! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Entahlah, mendadak kepikiran. last minute ituh. Haha makasih ruri sudah mampir lagi. :D

      Delete